Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Nilai Koalisi Golkar-Demokrat Cegah Pilpres Satu Putaran

Gita memprediksi, keduanya bisa memanfaatkan unsur-unsur saling mengecam dua kubu antara Jokowi dan Prabowo

Penulis: Y Gustaman
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Pengamat Nilai Koalisi Golkar-Demokrat Cegah Pilpres Satu Putaran
TRIBUNNEWS.COM
Foto Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical dan politisi Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terbentuknya poros baru koalisi Partai Golkar dan Demokrat tak bisa disangkal lagi sebagai upaya memecah suara dua poros sebelumnya yakni koalisi PDI Perjuangan, PKB, NasDem dan Hanura, dan koalisi Gerindra, PAN, PPP dan PKS.

Direktur Eksekutif 7 (Seven) Strategic Studies, Gita Sintayana, menilai terbentuknya koalisi Golkar dengan Demokrat yang akan mengusung pasangan Aburizal Bakrie dan Pramono Edhie Wibowo sebagai capres dan cawapres memiliki tujuan di atas.

Pada Pemilu Legislatif 2014, kedua parpol meraih 31.161.225 suara. Jika semua pemilih keduanya pada pilpres mendatang memilih Aburizal-Pramono, tetap jauh jadi pasangan capres dan cawapres terpilih karena harus mengantongi 50 persen plus satu suara.

Namun, Gita melihat volatilitas, sikap yang dapat berubah, dari pemilih, terutama kalangan pemilih pemula dan ‘swing voters’ yang diperkirakan mencapai sekitar 30 persen dapat digarap koalisi Golkar dan Demokrat untuk memenangkan pilpres.

"Prospek perubahan sikap pemilih yang tak memilih dua poros koalisi Politik PDIP dan Koalisi Gerindra, sementara waktu sampai hari pemungutan suara cukup panjang untuk menggarap ‘kantong-kantong dukungan politik’ serta terbuka upaya meminimalisasi resistensi politik," ujar Gita di Jakarta, Minggu (18/5/2014).

Gita memprediksi, keduanya bisa memanfaatkan unsur-unsur saling mengecam dua kubu antara Koalisi PDI Perjuangan yang mengusung Jokowi dan Koalisi Gerindra yang mengusung Prabowo yang dapat berdampak destruktif bagi kedua koalisi tersebut.

"Karenanya, masih banyaknya waktu menggarap ‘basis-basis teritorial’ kedua kubu politik, yakni Koalisi PDIP dan Koalisi Gerindra. Belum lagi masa-masa kampanye Pilpres 2014, SBY masih mempunyai kekuatan figur yang kuat dalam mendulang suara," tambahnya.

Ia memberi catatan, memang ada bunuh diri politik dilakukan Partai Demokrat karena sebagai pemenang capres konvensi, Dahlan Iskan harus tersisihkan. Sementara pendamping Aburizal adalah Pramono. Tapi, dinamisnya politik ini tetap berjalan.

"Bisa diyakini bahwa koalisi Golkar dan Demokrat bertujuan memecah dan merebut suara koalisi PDIP atau Gerindra, juga untuk menghambat salah satu poros politik atau koalisi politik berkuasa, dan bisa jadi untuk mencegah Pilpres berjalan satu putaran," katanya lagi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas