Pengamat: Media Sosial Jadi Arena Perang Pengaruh Jelang Pilpres
Perang pengaruh di media sosial bakal panas menjelang pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014.
Penulis: Y Gustaman
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yogi Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perang pengaruh di media sosial bakal panas menjelang pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014. Tak dipungkiri perang opini di media sosial untuk mengunggulkan bakal calon presiden dan wapres tertentu berpengaruh.
"Kampanye di media sosial justeru lebih bermakna. Di twitter contohnya, saling caci maki dan serang keluar dari hati.
Sekarang setidaknya ada 30 juta pengguna twitter," ujar pengamat politik Soegeng Sarjadi Syndicte (SSS), Toto Sugiarto di Lembang, Jawa Barat, Kamis (22/5/2014).
Menurut Toto, perang di media sosial bakal tak terbendung bukan masalah.
Karena para pendukung masing-masing bakal capres dan cawapresnya akan menggunakan media sosial lebih masif karena mereka yakin akanjauh lebih berpengaruh dan bermakna.
Tak dipungkiri memang, gelombang perang opini di media sosial dengan sendirinya akan disaring oleh pengguna atau penikmatnya.
Setidaknya, mereka dari kalangan terdidik sehingga tahu mana informasi yang benar atau bertujuan untuk black campaign.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.