Dibandingkan SBY, Jokowi Dinilai Lebih Prioritaskan Palestina
"Dengan dibukanya kedutaan di Ramallah, apabila pemerintah hendak melakukan diplomasi, akan diakui, karena ada kantor perwakilan di sana," ujar Alwi.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Luar Negeri era Abdurahman Wahid (Gusdur), Alwi Shihab, mengatakan terdapat perbedaan terkait isu Palestina antara Joko Widodo dan pemerintahan sebelumnya.
Lanjut Alwi, hal tersebut terlihat dari visi misi Capres serta pemaparan Jokowi dalam debat putaran tiga beberapa hari yang lalu. Jokowi menempatkan isu Palestina sebagai prioritas utama.
"Bukan berarti SBY tidak peduli namun ada yang kurang. Saya mengakui bahwa pemerintahan yang lalu lalu tidak menunjukan prioritas utama, prioritas iya namun tidak utama untuk berpartisipasi aktif di Palestina," ujar Alwi di Apartement Executive Menteng, Jakarta, Jumat (27/6/2014).
Alwi Sihab mengatakan dirinya tidak menihilkan upaya yang telah dilakukan pemerintah sebelumnya. Namun lanjut Alwi yang dilakukan pemerintahan sebelumnya belum diartikulasikan lebih mendalam.
Mantan Menkokesra era Susilo Bambang Yudhoyono ini mengatakan rencana Jokowi untuk membuka kedutaan besar di Ramallah merupakan hal baru dan menjadi nilai lebih.
"Indonesia sebagai muslim terbesar disini perlu menunjukan sikap yang konkrit bukan wacana. Hal yang konkrit dari Jokowi yaitu membuka kedutaan di Ramallah," ujar Alwi.
Alwi mengatakan dengan membukanya kedutaan di Ramallah maka upaya Indonesia berperan aktif dalam mendukung kemerdekaan Palestian dan perdamaian di Timur Tengah lebih mudah.
"Dengan dibukanya kedutaan di Ramallah, apabila pemerintah hendak melakukan diplomasi, akan diakui, karena ada kantor perwakilan di sana," ujar Alwi