Brigadir As Tembak Mati Suami PRT Ibunya
Peristiwa itu terjadi di rumah korban di Desa Ngambilan, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, A Prianggoro
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Oknum polisi Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah, Brigadir As, menembak mati Kamyadi (40), Minggu (13/07/2014) pukul 13.00 WIB. Peristiwa itu terjadi di rumah korban di Desa Ngambilan, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan.
Belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian tentang penembakan tersebut. Informasi yang dihimpun Tribun Jateng, Brigadir As mengeluarkan tembakan sekali dan mengenai pelipis kanan korban. Sebelumnya, antara pelaku dan korban terjadi percekcokan.
Seorang sumber menceritakan penembakan tersebut bermula ketika Brigadir As mendatangi rumah korban. Tujuannya mengklarifikasi pengancaman yang dilakukan korban kepada ibunya Brigadir As. "Informasinya korban mengancam akan membunuh ibunya Brigadir As. Setelah mendapat aduan dari sang ibu, Brigadir As pun datang ke rumah korban," kata sumber tersebut.
Latar belakang pengancaman itu bermula dari istri korban Sri Suharti, yang bekerja di rumah ibu Brigadir As. Sri bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah ibu Brigadir As. "Kamyadi diduga sering menganiaya istrinya, Sri Suharti. Itu yang menjadikan Sri Suharti jarang pulang kemudian permasalahan itu diadukan Sri Suharti kepada ibunya Brigadir As. Selanjutnya Kamyadi diduga emosi karena ibunya Brigadir As dituduh telah mencampuri urusan rumah tangganya," terangnya.
Saat datang ke lokasi kejadian, Brigadir As mengaku sempat akan diserang korban lebih dahulu yang membawa pisau. Brigadir As kemudian membalas dengan satu kali tembakan mengenai pelipis kanan Kamyadi hingga akhirnya yang bersangkutan tewas. Kamyadi diketahui bekerja sebagai buruh. Pascapenembakan, Brigadir As menyerahkan diri ke Mapolres Grobogan.
Terpisah, Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Liliek, belum bisa dikonfirmasi. Telepon selulernya aktif namun saat ditelepon dua kali tidak ada jawaban.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng, Kombes Poerbo Hadijojo mengaku belum mendapatkan laporan atas peristiwa tersebut. "Coba saya checknya dulu," katanya.