Keranda Mayat Simbol Demokrasi Telah Mati
Puluhan orang pengunjuk rasa yang berasal dari Aksi Masyarakat Peduli Bangsa (AMPB), memberikan keranda mayat kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan orang pengunjuk rasa yang berasal dari Aksi Masyarakat Peduli Bangsa (AMPB), memberikan keranda mayat kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU), Rabu (6/8/2014).
Keranda mayat tersebut sebagai simbol keprihatinan kepada KPU yang telah menyelenggarakan Pilpres secara tidak adil.
"Keranda mayat ini sebagai bukti bahwa demokrasi telah sakit, demokrasi telah mati, dan KPU berperan dalam kematian demokrasi tersebut," ujar Koordinator Aksi, Maksum.
Maksum mengatakan dengan keranda mayat yang diberikan, dia berharap KPU akan baik ke depannya. Menurut Maksum KPU dapat bersikap adil dalam penyelenggaraan Pemilu lima tahun mendatang.
"Demokrasi sudah mulai tidak seperti yang diharapakan, banyak pelanggaran yang didiamkan, jauh dari rasa adil, keranda mayat ini supaya demokrasi lebih baik. Pemilu ke depan lebih baik," ujar Maksum.
Pantauan Tribunnews banyak spanduk berisi tulisan kekecewaan terhadap KPU dibawa oleh pengunjuk rasa dalam aksinya. Salah satunya bertuliskan pemilihan presiden bukan kontes dangdut.