Jokowi: Keliru Melamar Menteri ke Kantor Transisi
"Itu lah kekeliruan. Melamar jadi menteri kok ke kantor transisi," kata presiden terpilih Jokowi kepada wartawan di Kantor Transisi.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kantor Transisi Jokowi-JK kerap kali menjadi target para pengadu nasib yang melamar menjadi menteri dalam kabinet Jokowi-JK. Terang saja, usaha mereka sangat keliru.
"Itu lah kekeliruan. Melamar jadi menteri kok ke kantor transisi," kata presiden terpilih Jokowi kepada wartawan di Kantor Transisi, Jalan Situbondo No 10 Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (7/8/2014).
Kantor Transisi didirkan tidak dalam posisi menggodok nama-nama menteri yang bakal masuk dalam kabinet Jokowi-JK mendatang. Karena penunjukkan menteri hak prerogatif presiden terpilih.
Tak sedikit orang membawa lamaran ingin menjadi menteri ke Kantor Transisi Jokowi-JK, empat hari setelah beroperasi. Salah satunya Abdul Rani Rasjid. Kemarin sore, ia memasukkan CV-nya.
Jokowi menegaskan, seluruh menteri dalam kabinetnya akan ia pilih sendiri. Sementara Tim Transisi sama sekali tidak mengurus nama-nama calon menteri, melainkan membuat program kampanye Jokowi-JK terealisasi.
Tim Transisi yang terdiri dari Rini M.Soemarno, Hasto Kristiyanto, Anies Baswedan, Andi Widjajanto dan Akbar Faizal,juga mengkaji permasalahan bangsa, dan menyampaikan rekomendasinya kepada Jokowi.
"Menteri itu akan saya buru, bukan orang memburu saya," terang Gubernur DKI Jakarta ini. Kendati begitu ia tak bisa melarang jika ada orang yang mendatangi Kantor Transisi menawarkan diri untuk posisi menteri.
Menurut Jokowi, mereka yang datang membawa lamaran dan berharap menjadi menteri adalah bagian dari aspirasi masyarakat. "Kok ditolak? ya tidak bisa," tutur mantan Wali Kota Surakarta tersebut.