Bertemu di Bali, SBY Akan Lebih Banyak Mendengarkan Jokowi
Setelah itu, diskusi antara keduanya akan dilakukan dalam pertemuan lanjutan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi) di Bali, Rabu (27/8/2014) malam ini, hanya akan mendengar pandangan Jokowi.
Setelah itu, diskusi antara keduanya akan dilakukan dalam pertemuan lanjutan.
"Pertemuan Presiden SBY dengan Pak Jokowi nanti malam, (SBY) akan lebih banyak mendengar apa yang ingin disampaikan Pak Jokowi karena setelah pertemuan nanti malam tanggal 27 Agustus ini, masih akan ada pertemuan lanjutan yang lebih komperehensif," ujar Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto kepada wartawan, Rabu (27/8/2014) siang.
Djoko menuturkan, pertemuan malam ini akan dilakukan di Lagoon Resort, Nusa Dua pada pukul 20.00 WIB. Pertemuan itu akan bersifat tertutup dan hanya dilakukan SBY dan Jokowi.
"Sampai saat ini rencananya pertemuan hanya empat mata," ucap Djoko.
Dia mengatakan, agenda pembicaraan Presiden SBY dengan Jokowi sepenuhnya hanya diketahui keduanya.
"Agendanya, ya hanya beliau berdua yang tahu. Kalau pun saat ini ada yang bicara macam-macam tentang substansi pembicaraan, itu kan hanya tebak-tebakan mereka saja," ujar Djoko.
Presiden SBY menyatakan komitmennya untuk membantu proses transisi dengan presiden terpilih. Presiden mengaku ingin membantu agar presiden baru bisa langsung cepat bekerja.
Namun, niatan Presiden SBY itu sempat terganggu dengan isu dari kubu Jokowi yang menganggap SBY justru merecoki Jokowi.
SBY langsung bersuara melalui akun Twitternya @SBYudhoyono usai Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa terkait sengketa hasil Pilpres.
Jokowi kemudian buru-buru mengklarifikasi isu tersebut dan menganggap SBY tetap ingin membantu pemerintahan baru.
Sebelum bertemu SBY, Jokowi sudah melakukan konsultasi dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Rabu (26/8/2014) malam.
Pembicaran lebih dititikberatkan pada RAPBN 2015 dan peluang pemerintahan baru mengimplementasikan program-program prioritas dalam anggaran bentukan pemerintahan SBY itu.