Kemenristekdikti Antisipasi Kecurangan di SBMPTN 2017
"Karena SBMPTN tidak pernah bocor, kita harus yakin dulu mitra kita aman enggak," kata Joni.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenrisetdikti) telah mengantisipasi adanya kemungkinan kecurangan melalui joki saat Ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) 2017.
Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Profesor Ainun Na'im mengatakan pihaknya telah melakukan pengawasan maksimal saat ujian SBMPTN 2017 berlangsung.
"Maksimum 10 peserta ada satu pengawas kemudian satu koordinator pengawas," kata Ainun di Universitas Indonesia, Depok, Selasa (16/5/2017).
Ainun menegaskan Kemenrisetdikti akan memproses setiap kecurangan. Oknum yang berbuat curang akan diberi sanksi. "Peserta yang berbuat curang tidak mungkin bisa diterima," kata Ainun.
SBMPTN 2017 menggunakan dua metode ujian yaitu paper based test (PBT) computer based test (CBT). Ainun menuturkan peserta ujian melalui CBT meningkat 10 kali lipat. Kemenrisetdikti juga melakukan antsipasi serangan virus siber saat ujian berlangsung.
Caranya melalui sistem LAN (local area network). "Serangan virus bisa dibatasi dan sudah diantisipasi," kata Ainun.
Sedangkan, Sekretaris Pusat SBMPTN 2017 Profesor Joni Hermana menjelaskan mekanisme universitas yang menjadi lokasi ujian menggunan CBT. Universitas bersangkutan harus memenuhi peralatan komputer yang sesuai standar serta alat penagamanan genset.
"PTN harus memenuhi syarat kuota jumlah, ini tidak semua bisa dipakai jadi harus bertahap (penggunaan CBT)," kata Joni.
Joni menuturkan pihaknya sudah menghubungi Kemendikbud untuk berdiskusi mengenai sistem komputer saat pelaksanaan UNBK.
Joni menjelaskan, sistem komputer harus digunakan secara hati-hati untuk menghindari kebocoran soal ujian. "Karena SBMPTN tidak pernah bocor, kita harus yakin dulu mitra kita aman enggak," kata Joni.