Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Yohana Juga Keberatan Sekolah 5 Hari: Anak Jangan Terlalu Lama di Sekolah

Penerapan delapan jam belajar dalam sehari ini duwujudkan dalam kegiatan intrakulikuler, kokulikuler dan ekstrakulikuler.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Menteri Yohana Juga Keberatan Sekolah 5 Hari: Anak Jangan Terlalu Lama di Sekolah
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Siswa kelas VI mengerjakan soal mata pelajaran bahasa Indonesia saat mengikuti Ujian Sekolah/Madrasah Tahun Pelajaran 2016/2017 tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), di SD Negeri Rancamanyar III, Jalan Cilebak, Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin (15/5/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengatakan jam sekolah sebaiknya tidak terlalu lama agar anak punya waktu cukup untuk berkumpul dengan keluarganya.

Hal itu diungapkannya saat menanggapi sistem sekolah delapan jam sehari di Jakarta, Kamis.

"Saya rasa delapan jam sudah terlalu lama untuk anak-anak, kami meminta anak-anak agar tidak terlalu lama di sekolah sehingga mereka bisa berkumpul bersama keluarga mereka," kata Yohana.

Menurut dia, waktu anak bersama keluarga sangat penting, karena keluarga adalah lembaga utama pembentuk karakter anak.

Baca: PBNU Juga Keberatan Sekolah 5 Hari: Tak Jamin Pembentukan Karakter Anak

Dia mengatakan KemePPPA telah merekomendasikan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar waktu anak belajar di sekolah tidak lebih dari lima jam.

"Kalau terlalu banyak jam belajar di sekolah itu sudah melanggar hak anak, seperti hak bermain," kata dia.

Berita Rekomendasi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menerapkan sistem delapan jam belajar dengan lima hari sekolah dalam sepekan yang akan dimulai pada tahun ajaran 2017/2018.

Sekolah delapan jam itu bukan hanya di kelas selama delapan jam, siswa dapat belajar apa saja di luar sekolah.

Baca: Dradjad Wibowo Benarkan, Amien Rais Bertemu Rizieq Shihab di Arab Saudi

Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) lebih diutamakan pengembangan karakter peserta didik terutama pada tingkat dasar dan menengah, dimana porsi pendidikan karakter sebesar 70 persen sementara akademik 30 persen, dengan menitik beratkan lima nilai utama yaitu religius, nasionalis, gotong royong, mandiri dan integritas.

Sebelumnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan guru menjadi faktor penting dalam penerapan PPK di sekolah, guru tidak hanya menjadi instruktur atau pengajar tetapi juga penghubung sumber-sumber belajar.

Penerapan delapan jam belajar dalam sehari ini duwujudkan dalam kegiatan intrakulikuler, kokulikuler dan ekstrakulikuler.

Kegiatan kokulikuler meliputi kegiatan pengayaan mata pelajaran, kegitan ilmiah, pembimbingan seni dan budaya atau bentuk kegiatan lain untuk penguatan karakter peserta didik.

Sedangkan kegiatan ekstrakulikuler termasuk kegiatan krida, karya ilmiah, olah bakat dan keagamaan.

Penerapan sistem ini akan dilakukan secara bertahap disesuakan dengan kapasitas sekolah.

Sumber: Antaranews

Sumber: Antara
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas