Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pendidikan yang Tepat Berperan dalam Pembangunan Karakter Bangsa

Masyarakat saat ini terpapar simbol-simbol yang tidak mewakili realitas sejati, tapi justru dianggap sebagai kenyataan.

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pendidikan yang Tepat Berperan dalam Pembangunan Karakter Bangsa
YouTube
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Dr Komaruddin Hidayat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Komarudin Hidayat menyatakan, karakter menjadi krusial di era globalisasi dewasa ini karena orangtua dan sekolah dihadapkan pada kondisi sosial yang selalu bergerak mengikuti logika dan selera pasar.

"Orangtua dan pendidikan dihadapkan problem dan vareabel baru yang tidak mampu mengontrolnya," kata saat focus group discussion (FGD) bertajuk Pendidikan sebagai Penjuru dalam Pembangunan Karakter Bangsa di Jakarta kemarin.

FGD digelar Persatuan Purnawirawan TNI-AD (PPAD), Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI-Polri (FKPPI), dan Yayasan Suluh Nusantara Bhakti (YSNB), di Jakarta, kemarin.

Dulu pertumbuhan anak diasuh bersama oleh lingkungan keluarga, masyarakat budaya yang solid dan homogen sehingga pertumbuhannya mudah diarahkan dan diprediksi.

Masyarakat, kata Komarudin, saat ini terpapar simbol-simbol yang tidak mewakili realitas sejati, tapi justru dianggap sebagai kenyataan.

Baca: Biaya Pendidikan dan Wisata Sumbang Inflasi Terbesar

Ia mencontohkan gejala saat ini yang cenderung memandang karakter seseorang berdasarkan status sosial dan konsumsi barang. Kecenderungan itu, bisa berdampak buruk bagi pendidikan karakter karena identitas dibentuk mengikuti logika pasar.

Berita Rekomendasi

“Pendidikan karakter haruslah membawa bangsa ini sebagai subjek. Pilar pendidikan ini harus diformulasi ulang. Yang mesti diubah terlebih dahulu ialah mindset pimpinan sekolah dan guru,” jelasnya lagi.

Saat ini dunia pendidikan terseret masuk dalam persaingan mutu produk layaknya di dunia industri.

Lembaga pendidikan yang tidak bisa menghasilkan alumni yang berkualitas dan kompetitif di lapangan kerja akan menyusut peminatnya.

"Prestasi sekolah tidak lagi sekedar memperbanyak wisudawan tanpa yang bersangkutan memiliki kedalaman ilmu, keahlian khusus, kemampuan komunikasi sosial dan integritas," katanya

Saat ini saat melamar kerja mengandalkan ijazah tidak jaminan diterima tanpa tambahan pendukung lainnya, seperti pengalaman kerja, kemampuan bahasa asing, komputer dan komunikasi sosial.

Baca: Deputi Kemenko PMK: Banyak Pejabat Korup karena Tak Ada Pendidikan Karakter

"Ini berbeda dengan jaman dulu saat sarjana masih sedikit sehingga siapapun yang memiliki ijazah dijamin mendapatkan pekerjaan," katanya.

Anggota Dewan Pakar Yayasan Jati Diri Bangsa (YJDB) Gede Raka menyatakan menyatakan pendidikan yang tepat berperan dalam pembangunan karakter bangsa bahkan menjadi prasyarat utama pembangunan karakter bangsa yang kuat.

"Pendidikan yang tidak tepat, tidak akan berperan dalam pembangunan karakter bangsa bahkan bisa menghancurkan karakter bangsa itu sendiri," katanya.

Sistem pendidikan karakter perlu menyesuaikan dengan konteks sosial, budaya, sejarah, dan lingkung-an lokal agar implementasinya tepat sasaran.

Contohnya kebijakan di Jakarta tidak boleh sama dengan daerah lain.

Baca: Pelopori Sistem Pembentukan Karakter, Megawati Akan Dianugerahi Doktor Politik Pendidikan

Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Inovasi dan Daya Saing, Ananto Kusuma Seta menyebut karakter diperlukan untuk memampukan siswa bisa menghadapi lingkungan yang beragam dan terus menerus berubah.

"Lima karakter utama yang harus dikembangkan adalah religius, nasionalis, gotong royong, mandiri dan integritas yang berfungsi sebagai pondasi dan kompas bagi siswa," katanya.

Model pendidikan karakter yang ditetapkan pemerintah yang tertuang dalam Perpres No 87/2017 tidak bersifat menyeragamkan, contohnya tahun ajaran 2018/2019, akan ada dua bentuk rapor sekolah yakni akademik dan kepribadian.

"Kegiatan-kegiatan peserta didik di luar sekolah terkait pendidikan karakter akan jadi objek penilaian, misalynua pulang sekolah membantu orangtua di sawah atau pergi melaut mencari ikan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas