35 Siswa Dikabarkan UAS di Lapangan karena Belum Lunas SPP, Wakepsek Ungkap Fakta Sebenarnya
Foto puluhan siswa salah satu SMA di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tersebar di media sosial menjadi viral, sebab para siswa SMA tersebu
TRIBUNNEWS.COM, NTB - Foto puluhan siswa salah satu SMA di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tersebar di media sosial menjadi viral, sebab para siswa SMA tersebut menjalani ujian akhir semester (UAS) di lapangan.
Kabar yang beredar, mereka terpaksa menjalani ujian di lapangan karena belum membayar lunas SPP.
Gara-gara foto tersebut viral, tim Advokasi Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB bereaksi.
Baca: Beredar Foto Jenazah Berkain Kafan Dibuang, Sudin Kehutanan Jakbar Sangkal
Tim mendatangi SMA tersebut untuk mengecek kebenaran foto dan status yang viral di Facebook tersebut.
Tentu saja kabar tersebut dibantah oleh pihak SMA, yakni SMA 8 Mataram.
Menurut keterangan pihak sekolah, mereka hanya menegakkan disiplin untuk puluhan siswa yang tidak tertib mengenakan seragam Imtaq di hari Jum'at.
Baca: Penampilan Kalina Ocktaranny Bikin Iri Netizen setelah Keluar dari Rumah Sakit
Wakil Kepala Sekolah SMA 8 Mataram Syamsuddin membenarkan bahwa ada 35 siswa sempat menjalani UAS di lapangan sekolah.
Menurut dia, hukuman itu dilakukan bukan karena puluhan siswa itu belum membayar SPP atau iuran komite.
"Jadi tidak benar jika kami ini mengeluarkan mereka dari kelas dan meminta mengerjakan soal ujian akhir semester di lapangan karena belum bayar SPP."
"Bukan itu, salah itu, tidak benar."
"Mereka kami keluarkan karena tidak disiplin, tidak memakai seragam imtaq yang mesti mereka gunakan tiap hari Jum'at," jelas Syamsudin, Sabtu (26/5/2018).
Mendengar keterangan pihak sekolah tersebut, tim LPA NTB berpendapat tindakan pihak sekolah tersebut melanggar hak anak dan sangat diskriminatif, meskipun dengan alasan menegakkan disiplin.
"Apa yang terjadi di SMA 8 Mataram adalah pelajaran bersama."
"Pihak sekolah harus tetap mengedepankan sekolah yang ramah anak, penegakan disiplin tetap harus mengutamakan kepentingan dan hak anak apalagi saat mereka mengikuti ujian akhir semester," kata Riyan, anggota divisi advokasi LPA NTB.
"Kami mengapresiasi sekolah menegakkan disiplin, itu sangat penting."