Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Legislator PKB Ratna Juwita Sari Soroti Unggahan Anak Hina Ibu yang Viral di Media Sosial

Iya Juwita, sapaan akrabnya, menilai pergeseran budaya ini disebabkan lemahnya pendidikan moral yang seharusnya dilakukan sejak dini.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Legislator PKB Ratna Juwita Sari Soroti Unggahan Anak Hina Ibu yang Viral di Media Sosial
HandOut/Istimewa
Anggota DPR RI FPKB, Ratna Juwita Sari. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI FPKB, Ratna Juwita Sari, ikut menyoroti unggahan berupa hinaan seorang anak kepada ibunya sendiri yang viral dan ramai jadi perbincangan di media sosial.

Diberitakan TribunStyle, akun Friska Meila Anastasya melakukan beberapa kali postingan ujaran kebencian kepada ibunya sendiri.

Baca: Viral, Ungkap Kekesalan pada Sang Ibu, Seorang Anak Tega Jual Ibunya yang Sakit di Facebook

Menurut Ratna, peristiwa ini harus menjadi keprihatinan bersama.

"Kita mesti prihatin atas ramainya perbicangan di media sosial tentang anak yang menghujat orang tuanya melalui facebook. Ini menunjukkan pendidikan moral kita yang terkenal dengan budaya ketimuran sudah mulai bergeser," terang legislator asal dapil Tuban-Bojonegoro ini, dalam keterangan tertulis, Rabu (16/10/2019).

Iya Juwita, sapaan akrabnya, menilai pergeseran budaya ini disebabkan lemahnya pendidikan moral yang seharusnya dilakukan sejak dini.

"PKB, sebagimana arahan Ketum Gus Muhaimin, punya konsen yang tinggi terhadap pendidikan, terutama pendidikan karakter. Sebab inilah hal mendasar saat kita ingin mengejar ketertinggalan di bidang apapun dari negara-negara lain," imbuhnya lagi.

Berita Rekomendasi

Fenomena yang tak patut ditiru tersebut, sambungnya, harus menjadi peringatan bersama.

Sebab itu, iya juga menegaskan agar masyarakat menguatkan kembali peran keluarga dalam pendidikan karakter.

Iya menyarankan agar kasus ini bisa diselesaikan melalui pendekatan pendampingan dan bimbingan.

"Kalau ini pelakunya masih remaja, maka harus lakukan bimbingan dan pendampingan. Kita tdk bisa melihat dari satu sisi semata. Tapi kita harus melihat kasus ini secara seimbang dan komprehensif," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas