Program Pasca Sarjana UMB Datangkan Sandiaga Salahuddin Uno di Seminar Kewirausahaan
DR Fauzi Hasan CWM dalam paparannya menyoroti kegagalan sejumlah startup digital dalam mencetak pendapatan dan laba
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta mengundang pendiri OK OCE Sandiaga Salahuddin Uno tampil sebagai pembicara di acara seminar manajemen dan bisnis 'Entrepreneurship dalam Era Digital' yang diselenggarakan di Kampus Universitas Mercu Buana, Meruya, Jakarta, Kamis (23/1/2020).
Di seminar ini, Sandiaga tampil menjadi pembicara bersama DR Fauzi Hasan CWM, Presiden AAPM Indonesian Chapter.
Di acara yang berlangsung interaktif dan diikuti sejumlah dosen dan mahasiswa Program Pasca Sarjana UMB ini, Sandiaga banyak membagikan kiat sukses berwirausaha di era digital.
Rektor UMB Prof DR Ngadino Surip mengatakan, Program Pasca Sarjana UMB setiap semester dan akhir tahun rutin menggelar seminar dengan mengangkat tema kekinian yang sesuai dengan kegiataan pembelajaran mahasiswa di kampus.
"Perguruan tinggi perlu terlibat dalam pengembangan dan penerapan teknologi digital ini. Yang diabgikan para dosen ke mahasiswa kami adalah entrepreneurship sebagai pengetahuan dan juga sebagai keterampilan," ungkap Ngadino Surip.
Dia menjelaskan di setiap sesi seminar, UMB mendatangkan praktisi bisnis untuk berbagi pengalaman mereka demi meningkatkan wawasan dan keterampilan mahasiswa Pasca Sarjana UMB.
Baca: Sandiaga Uno : Penting Lakukan Reformasi Birokrasi dan Penyederhanaan Regulasi Melalui Omnibus Law
"Kita ada tugas-tugas yang diberikan ke mahasiswa untuk mengembangkan jiwa entrepreneurship mereka karena pada prinsipnya kegiatan pembelajaran untuk mahasiswa tidak hanya dilakukan di kelas tapi juga dalam praktik sehari-hari," jelasnya.
Baca: Dengan Teknologi Artificial Intelligence, Proses Produksi Bisa Dikendalikan Secara Otomatis
Sementara itu, DR Fauzi Hasan CWM dalam paparannya menyoroti kegagalan sejumlah startup digital dalam mencetak pendapatan dan laba, sementara investasi yang digelontorkan sudah cukup besar.
"Revenue (pendapatan) adalah indikator utama keberhasilan dalam bisnis digital. Jika banyak bisnis digital yang belum mencetak keuntungan, mereka belum bagus dalam riset pasarnya," ungkapnya.
"Dari pandangan akademis, kita harus mampu menyiapkan model bisnisnya terlebih dulu, kita bangun hipotesisnya, lalu kita uji hipotesisnya dengan mengeksekusinya di pasar."
"Maka itu, silakan bedah kembali model bisnisnya. Data data empiris dalam bisnis harus digunakan. Maka keyakinan untuk masuk ke bisnis digital akan didapat," bebernya.
"Dalam bisnis tidak ada excuse. kalau nggak perform, mundur. jangan biarkan diri berdarah-darah. Jadi, selalu realistislah. Alam ini diciptakan Tuhan berdasar rasionalitas bukan subjektivitas," kata dia.
Dia menambahkan, teknologi digital pada dasarnya tidak mengambil alih 100 persen program marketing, tapi membantu proses proses marketing berdasarkan hasil riset pasar.
"Digital agent membantu meningkatkan awareness pasar terhadap brand untuk meningkatkan revenue. Peran digital marketing agency, lebih menggunakan teknologi untuk mencapai tujuan marketing-nya," jelasnya.
Dia juga menekankan, penggunaan platform digital untuk aktivitas marketing, pasarnya menjadi tidak terbatas.
"Agen marketing digital harus smart dan wawasan luas. Teknologi hanya sebagai sarana. Prinsip filosofi dasar dari revolusi industri 4.0 adalah efisiensi. Teknologi menjadi enabler untuk bisa masuk ke pasar lebih dulu dibanding yang lain," tandasnya.