Belajar dari Rumah Dinilai Tidak Efektif, Perlu Terobosan Atasi Kejenuhan Siswa
Anggota DPR Saiful Huda mendesak Kemendikbud melakukan terobosan untuk menghilangkan kejenuhan para siswa.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah dua bulan para pelajar melakukan proses belajar di rumah melalui online. Proses belajar di rumah lama-lama tentu mengalami kejenuhan di kalangan para pelajar.
Anggota DPR Saiful Huda mendesak Kemendikbud melakukan terobosan untuk menghilangkan kejenuhan para siswa.
Plt Dirjen PAUD Dikdasdikmen Hamid Muhammad mengungkapkan, pihaknya telah melakukan beberapa kebijakan terkait pelaksanaan belajar dari rumah (BDR) di tengah pandemi corona.
Menurut Hamid, diperlukan optimalisasi program dari Kemendikbud oleh dinas pendidikan daerah agar anak-anak tidak jenuh dalam menjalani belajar dari rumah.
"Beberapa kebijakan sudah dilakukan Kemendikbud. Tinggal optimalisasi pelaksanaan di lapangan," ucap Hamid kepada Tribunnews.com, Senin (27/4/2020).
Hamid menyebutkan, dinas pendidikan memiliki kewenangan untuk menjalani program-program yang telah diberikan oleh Kemendikbud.
Katanya, banyak program-program dari Kemendikbud yang dapat dioptimalkan agar anak tidak merasa jenuh selama di rumah.
"Optimalkan pembelajaran online melalui Rumah Belajar dan mitra online, pembelajaran semi online, termasuk BDR melalui TVRI, dan pembelajaran offline untuk daerah yang tidak terjangkau internet dan siaran TVRI," tutur Hamid.
Baca: Moeldoko Salurkan Bantuan USG Paru Hingga 13.000 Masker ke RS Darurat Wisma Atlet
Tidak Efektif
Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda meminta Kementerian Kemendikbud membuat terobosan belajar bagi anak sekolah selama pandemi virus corona atau covid-19.
"Yang jelas ada suasana jenuh dari anak-anak sekolah belajar dari rumah, orang tua siswa pun juga sudah jenuh. Jadi ini butuh terobosan dari Kemendikbud," ujar Syaiful saat dihubungi Tribun, Minggu (26/4/2020) malam.
Menurut Syaiful Huda, kejenuhan tersebut muncul karena siswa-siswi telah menjalani pendidikan jarak jauh atau belajar dari rumah sudah dua bulan.
"Melihat kondisi tersebut, Kemendikbud perlu memikirkan sistem belajar seperti apa nanti? jika ada skenario belajar dari rumah hingga akhir tahun ini," ucap Huda.
Huda menyebut, sistem belajar daring atau online, selama ini juga tidak berjalan efektif karena masih banyak sekolah belum dapat melaksanakan belajar jarak jauh.
"Sekolah yang ada di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal) tidak bisa menyelenggarakan online. Hampir separuh jumlah sekolah tidak bisa melaksanakan belajar sistem daring, karena keterbatasan infrastruktur," papar Huda.
Baca: BMKG Peringatan Dini Selasa 28 April 2020, Hujan Lebat di Wilayah Jawa Tengah
Politikus PKB itu pun meminta Kemendikbud membuat satu acuan atau model bagi sekolah dalam menerapkan pembelajaran jarak jauh, mengingat selama ini diserahkan sepenuhnya kepada sekolah.
"Misalnya Kemendikbud menyiapkan konten, ya kira-kira nanti guru tinggal 70 persen mengadopsi dan 30 persen lagi dari guru masing-masing," papar Huda.
Di sisi lain, Huda juga meminta Kemendikbud membuat sistem belajar offline tanpa melakukan pertemuan atau tatap muka guru dengan siswa.
"Kalau Kemendikbud mau, bisa memanfaatkan darurat ini sebagai uji coba awal atau semacam laboratorium awal uji materi pengganti UN," ujar Huda. "Apakah perlu buat karya ilmiah atau mungkin karya sosial," sambung Huda. (fahdi/seno/tribunnetwork/cep)