Digitalisasi, Sekolah Akan Terima Bantuan Laptop Pada 2021
Nadiem mengatakan proses digitalisasi tersebut berupa pemberian gawai berupa laptop kepada sekolah-sekolah.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hendra Gunawan
Nadiem mengungkapkan saat ini banyak sekolah di daerah 3T yang mendapatkan dana BOS dalam jumlah kecil, karena jumlah siswanya yang sedikit. Padahal kebutuhan biaya sekolah di daerah 3T lebih tinggi.
Baca juga: Ekonomi Digital di Asia Tenggara Diprediksi Tumbuh Sampai 124 Miliar Dolar AS
"Tidak ada perhitungan apakah unit cost di daerah terluar dan tertinggal itu lebih mahal, tidak ada perhitungan bahwa anak-anak yang lebih kecil jumlah muridnya dirugikan dengan skema itu," ucap Nadiem.
Pada tahun depan, besaran dana BOS untuk sekolah 3T akan diberikan lebih besar dibanding sekolah yang berada di kota besar. Pemerintah bakal menaikan jumlah hitungan dana BOS per siswa untuk sekolah di daerah 3T.
"Agar mereka mendapatkan unit cost per anaknya jauh lebih besar. Jadi mulai tahun 2021 daerah 3T kita per anak akan menerima secara signifikan lebih besar, daripada sekolah-sekolah yang besar yang memang sudah di kota-kota yang lebih mapan dan lain-lain," ungkap Nadiem.
Menurut Nadiem, langkah ini merupakan sebuah perubahan yang transformatif dalam perhitungan dana BOS. Meski begitu, Nadiem memastikan tidak ada sekolah yang pemberian dana BOS-nya dikurangi.
Mengingat pemerintah menambahkan dana hampir Rp3 triliun untuk pemberian dana BOS ke sekolah-sekolah pada 2021.
"Kita menambahkan hampir sekitar Rp3 triliun tambahan dana BOS untuk bisa mengakomodasi. Jadi tidak ada yang dikurangi, tapi bagi di daerah 3T dan yang sekolah-sekolah kecil di pulau-pulau, daerah terluar itu akan meningkat per siswanya karena setiap sekolah itu ada fixed cost-nya," ujar Nadiem.
Nadiem Makarim juga mengungkapkan masih ada siswa yang belum mendapatkan bantuan kuota internet. Bantuan kuota internet ini dialokasikan untuk pendidik maupun anak didik yang menjalani pembelajaran jarak jauh.
"Masih ada anak-anak yang masih belum menerima kuota," ujar Nadiem.
Para siswa yang belum mendapatkan bantuan tersebut diminta untuk segera melapor kepada sekolah dan operator sekolah untuk mengkoreksi.
Dalam sebulan terdapat dua gelombang pemberian bantuan tersebut. Sehingga siswa bisa mendapatkan bantuan kuota internet pada salah satu gelombang tersebut.
"Dia harus ke kepala sekolah ya untuk segera dan operator sekolah untuk segera mengkoreksi nomornya yang tidak ada," tutur Nadiem.
Nadiem mengklaim bantuan ini mendapatkan tanggapan yang baik dari masyarakat.
Menurutnya, bantuan kuota internet ini merupakan bantuan sosial di bidang pendidikan yang paling dirasakan manfaatnya.