Tantangan Guru Tradisional di Masa Pandemi, Harus Tingkatkan Literasi Digital dan Berpikir Kritis
Ini tantangan guru tradisional di masa pandemi Covid-19, harus meningkatkan literasi digital dan mengajari siswa berpikir kritis.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
"Termasuk perpustakaan, galeri, universitas, serta yayasan di seluruh dunia," papar Gibu.
Baca juga: Kemendikbud Beberkan Tantangan Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19
Pasalnya, bila guru sudah meningkatkan literasi digitalnya maka dapat membuka semesta pengetahuan bagi siswa.
Juga memungkinkan para guru untuk melihat dan mendengar para pakar berbagi pandangan mereka tentang subjek yang diberikan melalui video.
Hal itu akan jauh lebih berdampak daripada kata-kata tertulis yang terkadang kurang bermakna.
"Kritik terhadap pengajaran jarak jauh salah satunya adalah kurangnya interaksi antar manusia yang menyebabkan sulitnya membangun hubungan antara pendidik dan siswa."
"Memang benar teknologi sebelumnya mengalami masalah konektivitas, latensi, serta kualitas audio video yang buruk."
"Tetapi perangkat lunak yang tersedia telah mengatasi masalah ini," ungkapnya.
Solusi menutup kesenjangan teknologi dan dunia pendidikan
Sebagai alternatifnya, Gibu menawarkan penggunaan perangkat lunak bernama Zoho Connect.
"Dengan tidak adanya interaksi fisik karena PJJ, Zoho memiliki solusi perangkat lunak untuk membantu guru berinteraksi dengan murid secara lebih baik selama kelas virtual bahkan berkolaborasi pada waktu istirahat."
"Mereka dapat membuat polling, live quiz, membuat presentasi dengan animasi."
"Kemungkinannya tidak terbatas saat kita menggunakan teknologi untuk meningkatkan metode mengajar," kata Gibu.
Gibu menjelaskan, nilai Zoho juga terdapat pada integrasi di semua solusinya.
Baca juga: Dukung Dunia Pendidikan di Tengah Pandemi, Ini yang Dilakukan Jababeka
Pengguna yang sebagian besar murid dan guru dapat segera menangkap perbedaan penting yang berpengaruh pada cara kerja sebuah aktivitas.