Dirjen Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto Apresiasi ATVI dengan Program 'Link and Match'
Sidang Senat Terbuka ini dengan agenda utama Wisuda Ahli Madya Tahun Akademi 2020, dengan wisudawan sebanyak 170 orang.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, Jakarta - Program link and match yang dilaksanakan Akademi Televisi Indonesia (ATVI) dengan dunia industri bukan sekadar MoU saja tetapi sampai ke aspek kurikulum, pengajaran bersama, sertifikasi, dan pemagangan yang dirancang komprehensif sejak awal dan ini harus dihargai.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Wikan Sakarinto mengatakan hal itu dalam sambutan pada Sidang Senat Terbuka XIII yang dilaksanakan secara virtual, Sabtu (6/3/2021).
Sidang Senat Terbuka ini dengan agenda utama Wisuda Ahli Madya Tahun Akademi 2020, dengan wisudawan sebanyak 170 orang.
Sebagai Dirjen Vokasi, lanjut Wikan, dirinya sungguh mengucapkan selamat atas capaian membanggakan dari ATVI yang hari ini melaksanakan wisuda ke XIII dengan 170 lulusan D3 komunikasi massa khususnya untuk peminatan produksi televisi dan jurnalistik TV.
“Selamat untuk capaian ini, Karena ATVI telah melahirkan calon pemimpin-pemimpin hebat Indonesia, calon pemimpin di bidang media. Untuk Indonesia masa depan,” tambah Wikan.
Pada kesempatan ini Wikan Sakarinto berharap ATVI untuk secepatnya meningkatkan status strata D3-menjadi D-4 (sarjana terapan). Untuk kepentingan tersebut, pihaknya akan menungggu, tentu peningkatan ini dengan prinsip link match yang sangat tuntas dan komprehensif.
“Karena kita berharap akan lahir sarjana terapan sebagai calon pemimpin-pemimpin Indonesia dan akan memajukan media di indonesia, bukan hanya media maentream, tapi juga media digital yang menyertakan teknologi-teknologi masa depan yang disusun bersama industri dan dunia kerja dan ini jadi motivasi yang baik bagi wisudawan,” tambah Wikan.
Kepada wisudawan yang akan memasuki dunai kerja, Wikan mengatakan, ijasah, IPK penting, tapi itu hanya di awal selanjutnya ke depan sampai akhir hayat justru yang penting kemampuan soft skills, perilaku, dan karakter ke pekerjaan.
“ Itulah yang siginifikan dan menentukan karir Anda ke depan. Apakah melejit dengan kemampuan soft skills, critical tinking, leadership, manajerial skill timework, atau sebaliknya hanya sekedar ijazah saja akan selamanya landai. Tapi saya yakin, lulusan ATVI memiliki soft skills, hardskill yang luar biasa. Karena pembelajaran yang sesunggungnya dimulai dari sini, yakni kektika Anda memasuki dunia kerja,” papar Wikan.
Faktor Penggerak Bangsa
Sementara itu Kepala LLDIKTI Wilayah III,Prof Agus Setya Budi, mengatakan, acara wisuda ke-XIII ATVI ini menjadi momentum untuk mempertanggungjawabkan gelar secara moral dan intelektual. Keberhasilan wisuda hari ini tidak lepas dari peran para ibu dan bapak dosen.
“Pendidian adalah salah satu faktor penggerak bangsa karena dapat melahirkan manusia kompeten untuk menghadapi berbagai realitas. Oleh karena itu sektor pendidikan jadi prioritas di tengah persaiangan dunia. Karena itu setiap peserta didik diharapkan mampu untuk mengaplikasikan ilmu sesuai kebutuhan dunia usaha dan industri,” kata Prof Agus.
Menurut Prof Agus, pendidikan vokasi tidak kalah hebatnya dalam menghadapi ketatnya persaingan untuk menghasilakan manusia yang unggul. Terdapat jalinan harmonis, antara materi pelajaran, wacana, dan hasil yang diberikan dari pendidikan vokasi dan ini jadi nilai tambah bagi pendidikan vokasi yang menerapkan secara nyata antara pendidikan dan kesempatan untuk hidup yang lebih sejahtera melalui berbagai kompetensi yang penerapannya dilakukan secara aktif, mengedepankan praktik dan terapan.
Dibagian awal, Direktur ATVI, Drs. Eduard Depari, MA. M.Sc, dalam Wisuda Ahli Madya Tahun Akademi 2020 mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 ini menghadapkan kita pada pilihan sulit antara hasrat menyelenggarakan acara wisuda seperti dalam situasi normal dengan kemungkinan risiko yang tidak kecil, atau melaksanakannya sesuai protokol pertemuan masa pandemi secara virtual.
Wisuda kali ini melibatkan 170 lulusan yang terdiri atas 135 Ahli Madya dengan kekhususan Produksi Siaran TV dan 35 Ahli Madya kekhususan Jurnalisme TV.
“Atas nama pimpinan ATVI kami sampaikan selamat atas keberhasilan studi Anda dengan harapan agar bekal keterampilan vokasional yang Anda peroleh dapat dimanfaatkan sepenuhnya di dunia kerja,” kata Eduard Depari.
Lebih lanjut dikatakan Eduar Depari, tantangan pekerjaan masa kini memang lebih berat, karena dalam industri media khususnya di era informasi digital, keterampilan teknis tanpa diimbangi oleh kreativitas untuk menghasilkan produk media yang inovatif, akan membuat banyak tenaga kerja lulusan perguruan tinggi yang tersisih.
Dalam kesempatan ini, Eduard menyampaikan bahwa ATVI, Insya Allah akan merubah status program studi Diploma 3 menjadi program studi Sarjana Terapan (Diploma 4). Saat ini, proses kearah perubahan tersebut tengah dijalankan, mohon doa restu semua pihak.
Selain itu, pembangunan fisik gedung baru ATVI diharapkan dapat berjalan di bulan April 2021 ini, sehingga Insya Allah, di semester Ganjil 2022 yang akan datang, ATVI akan hadir, baik dalam status program studi baru maupun gedung baru yang jauh lebih representatif.
Tuntutan Pengembangan Kecakapan Sosial
Sementara Ketua Yayasan Indosiar, Maria Suryani mengatakan, setiap memberi sambutan bahkan hadir dalam kegiatan wisuda Ahli Madya ATVI, perasaan saya diwarnai oleh kebanggaan, keharuan dan sedikit kekhawatiran.
“Sebagai Ketua Yayasan saya bangga, kalian salah satu Misi ATVI, yakni memenuhi kebutuhan tenaga medium Televisi yang memiliki kualifikasi akademi telah tercapai. Sebagai seorang Ibu, saya terharu, karena harus melepas mahasiswa/mahasiswi yang selama ini berada dalam asuhan almamater selama 3 tahun. Bukankah perpisahan merupakan moment yang senantiasa mengharukan?,” katanya.
Sebagai profesional, lanjut Maria Suryani, ada kekhawatiran melihat semakin ketatnya persaingan dalam dunia kerja, semakin beratnya tuntutan keahlian, dan semakin banyaknya tenaga kerja yang tersisih akibat disrupsi inovasi.
“ATVI telah membekali Anda sekalian dengan pengetahuan dan kecakapan teknis untuk mampu bekerja dan bersaing di bidang penyiaran. Namun masyarakat dan industri menuntut Anda mengembangkan kecakapan sosial (social skills) untuk membuktikan bahwa disiplin ilmu anda mampu memberi kemanfaatan pada masyarakat,” papar Maria Suryani.
Kepada para wisudawan, Maria Suryani berpesan, sekalipun Anda telah mengakhiri studi di akademi, anda tetap harus belajar, karena hidup merupakan ajang pembelajaran yang sangat berharga bagi pengembangan masa depan anda. Jika di sekolah anda diberi pelajaran untuk kemudian di uji, maka dalam kehidupan, anda senantiasa menghadapi ujian untuk memperoleh pelajaran.
Kedekatan hubungan antara akademi ini dengan industri penyiaran maupun industri media digital yang dikelola oleh Perusahaan induk, Emtek, memungkinkan terbukanya peluang bagi ATVI untuk memasuki era media digital.
“Ke depan, fokus pendidikan tidak semata-mata bertumpu pada media penyiaran, namun diarahkan pula pada pendidikan kader-kader produksi konten maupun pengelolaan media digital,” ungkap Maria Suryani.(*)