Kisah Siswa Belajar di Tengah Keterbatasan Saat PJJ
Kesulitan pembelajaran selama pandemi Covid-19 dirasakan oleh siswi SMPN 76 Jakarta, Mutiara Fani.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dodi Esvandi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesulitan pembelajaran selama pandemi Covid-19 dirasakan oleh siswi SMPN 76 Jakarta, Mutiara Fani.
Sejak naik ke jenjang SMP, Fani mengaku belum merasakan kuliah secara luring.
Fani mengaku kesulitan mendapatkan pemahaman materi pembelajaran selama mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Kalau di rumah susah dimengerti pembelajarannya. Kalau tanya guru mah bilang baca materi, tapi susah kalau baca doang," ujar Fani.
Dirinya mengatakan penjelasan yang diberikan oleh guru secara langsung lebih memberikan pemahaman dibanding melalui PJJ.
Selain masalah pemahaman, Fani mengaku sering kehabisa kuota Internet, karena digunakan untuk pembelajaran daring.
Baca juga: Kisah Guru di Sangihe Berjuang Beri Pembelajaran di Masa Pandemi Dalam Keterbatasan
Fani mengatakan kadang guru memberikan pembelajaran lewat Zoom.
Selain itu, dirinya juga kerap mendapatkan pembelajaran melalui Google Form.
Kendati begitu, dirinya mengaku bersyukur bisa mendapatkan bantuan kuota Internet dari Kemendikbudristek.
Dirinya berharap program ini terus berjalan.
"Kuota Internetnya membantu banget untuk pembelajaran. Harapannya terus berlanjut bantuan kuotanya," kata Fani.
Meski dilingkupi dengan sejumlah kesulitan, anak yatim piatu ini tetap giat untuk mengikuti pembelajaran dari sang guru.
Dirinya kerap diajarkan oleh sang kakak yang telah lulus sekolah.
Meski Fani mengakui kakaknya terkadang kesulitan mengerti materi pembelajaran.
Baca juga: Cerita di Balik Presiden Pakai Baju Adat Baduy, Ini Alasan Tak Bawa Golok
"Selama ini dibantu belajar sama kakak. Tapi kadang kakak kadang enggak ngerti, kan materi pelajarannya banyak yang baru," kata Fani.
Dalam sehari, Fani mengaku mendapatkan pembelajaran selama dua jam.
Dirinya sering mendapatkan tugas sebanyak dua hingga tiga.
Fani mengaku pembelajaran secara daring lebih ringan.
Namun dirinya merasa lebih nyaman dengan mengikuti pembelajaran secara luring.
Dirinya mengaku ingin berinteraksi dengan teman sekelasnya, mengingat Fani sangat jarang bisa bertemu dengan teman sekelasnya.
"Ingin ketemu teman, belum kenal teman sampai sekarang," ungkap Fani.
Selain itu, Fani berharap pandemi Covid-19 segera berakhir agar dirinya bisa belajar secara luring dengan aman dan lebih mudah mengerti tentang materi pembelajaran.
Baca juga: Kisah Inspiratif Guru Sugeng, Mengabdi di Daerah Terpencil, Menembus Hutan untuk Berbagi Ilmu