Kompas Gramedia Dirikan Multimedia Nusantara Polytechnic, Nadiem: Harapan Baru Industri Kreatif
Kemdikbudristek meresmikan Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP) yang didirikan oleh Kompas Gramedia (KG).
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemdikbudristek meresmikan Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP) yang didirikan oleh Kompas Gramedia (KG).
Mendikbduristek Nadiem Makarim mengatakan inisiatif Yayasan Multimedia Nusantara mengembangkan MNP merupakan harapan baru dalam peningkatan mutu pembelajaran vokasi, khususnya di bidang industri kreatif.
"Saya yakin MNP ini akan menjadi jawaban untuk kebutuhan kita akan pelaku industri kreatif yang tidak hanya terampil, tetapi punya kompetisi manajerial, kreatifitas, dan keberanian untuk berinovasi," ujar Nadiem melalui keterangan tertulis, Rabu (22/9/2021).
Baca juga: Dukung Pengembangan SDM Vokasi, Kompas Gramedia Dirikan Multimedia Nusantara Polytechnic
Terdapat tiga program studi yang ditawarkan MNP, yakni animation, event management, dan e-commerce logistics.
Ketiga prodi tersebut, menurut Nadiem, merupakan bidang-bidang yang sangat dibutuhkan untuk menguatkan ekosistem kreatif di Indonesia.
Lulusan sarjana terapan di ketiga bidang tersebut, katanya, akan mendorong penciptaan dan hilirisasi terobosan anak bangsa di sektor industri kreatif.
Baca juga: Jadwal Simulasi Piala Sudirman, Thomas & Uber: Aksi Jonatan Christie, Live Kompas TV & YouTube PBSI
"Saya yakin dengan besarnya peran vokasi menyumbangkan SDM terbaik bagi negeri, akan mengharumkan nama Indonesia di panggung dunia. Oleh karena itu, saya berharap seluruh civitas academica MNP nantinya akan turut dalam upaya mewujudkan vokasi kuat, menguatkan Indonesia," tutur Nadiem.
Lebih lanjut, Nadiem menekankan kembali pentingnya kolaborasi antara akademi vokasi dan industri, dunia usaha dan dunia kerja (IDUKA).
“Ini bukti keseriusan kami dalam mendorong tercapainya visi nasional perwujudan SDM Unggul. Melalui SMK Pusat Keunggulan dan Kampus Merdeka Vokasi, kami menghadirkan skema baru dalam kolaborasi satuan pendidikan dengan mitra usaha dan industri, yakni link and match 8+I," ujar Nadiem.
Sementara itu,Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan pendidikan tinggi vokasi di Indonesia harus melakukan link and match antara lulusan vokasi dengan IDUKA.
"Yang perlu menjadi catatan, kebijakan ini tidak bersifat mewajibkan, melainkan opsional. Akan tetapi, peningkatan ini sangat didorong dan direkomendasikan untuk prodi D-3 yang berminat melaksanakan proses peningkatan program studi ini," kata Wikan.
Dibanding dengan D-3, program studi D-4 akan lebih banyak memberi keuntungan secara berkeadilan, baik bagi instansi perguruan tinggi, pengelola program studi, dunia kerja maupun lulusan itu sendiri.