Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Pengrajin Cenderamata dari Barang Bekas dan Cara Mengolah Sampah

Berikut pembahasan mengenai pengrajin cenderamata dari barang-barang bekas dan cara mengolah sampah.

Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Daryono
zoom-in Mengenal Pengrajin Cenderamata dari Barang Bekas dan Cara Mengolah Sampah
WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN
POT BUNGA - Pemuda Rw 016, Kelurahan Uwung Jaya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, sedang membuat kreasi pot bunga dari barang bekas, Kamis (30/9/2021). Mereka memanfaatkan baju bekas dan kain perca didaur untuk dibuat pot bunga. WARTA KOTA/NUR ICHSAN 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut pembahasan mengenai pengrajin cenderamata dari barang-barang bekas dan cara mengolah sampah.

Ada berbagai macam pekerjaan di masyarakat.

Ada pekerjaan yang menghasilkan barang dan ada pekerjaan yang menghasilkan jasa.

Pekerjaan yang menghasilkan barang adalah pekerjaan yang menghasilkan sesuatu barang yang bisa digunakan oleh orang lain.

Misalnya, pembuat makanan, petani, nelayan, peternak, dan pengrajin.

Baca juga: Mengenal Tanaman Teh dan Tanaman Bakau, Tanaman yang Bermanfaat untuk Menjaga Lingkungan

Kemudian, pekerjaan yang menghasilkan jasa adalah suatu pekerjaan yang pelayanannya bisa dinikmati oleh orang lain.

Pekerjaan ini tidak menghasilkan barang, misalnya guru, petugas kebersihan, dokter, tukang cukur rambut, polisi, dan sopir.

Berita Rekomendasi

Salah satu pekerjaan yang sering dijumpai di sekitar adalah pengrajin cenderamata dari barang-barang bekas.

Berikut pembahasan mengenai pengrajin cenderamata dari barang-barang bekas dan cara mengolah sampah, dikutip dari Buku Siswa Kelas 4 Tema 4 Berbagai Pekerjaan:

Pengrajin cendera mata dari barang-barang bekas adalah salah satu pekerjaan yang juga menghasilkan barang.

Barang yang dihasilkan berupa cendera mata.

Tentu saja, pengrajin menggunakan barang-barang bekas untuk dibuat sebuah cendera mata.

Meskipun terbuat dari barang bekas, tetapi hasil cendera mata terlihat unik.

Contoh hasil cenderamata dari barang bekas adalah tempat tisu dan gantungan kunci.

Sugito (68) menyelesaikan pembuatan miniatur Monas dari kertas bekas di Bank Sampah Tri Alam Lestari, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (7/6/2021). Dengan memanfaatkan limbah kertas bekas hasil setoran para nasabah di bank sampah Tri Alam Lestari yang dikelolanya menjadi berbagai macam kerajinan yang bernilai ekonomis diantaranya tempat tisu, lampu hias, wadah buah, tatakan gelas, wadah air mineral, dan miniatur Monas dengan harga jual Rp. 50 ribu hingga Rp. 500 ribu tergantung jenis dan ukuran. Tribunnews/Jeprima
Sugito (68) menyelesaikan pembuatan miniatur Monas dari kertas bekas di Bank Sampah Tri Alam Lestari, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (7/6/2021). Dengan memanfaatkan limbah kertas bekas hasil setoran para nasabah di bank sampah Tri Alam Lestari yang dikelolanya menjadi berbagai macam kerajinan yang bernilai ekonomis diantaranya tempat tisu, lampu hias, wadah buah, tatakan gelas, wadah air mineral, dan miniatur Monas dengan harga jual Rp. 50 ribu hingga Rp. 500 ribu tergantung jenis dan ukuran. Tribunnews/Jeprima (TRIBUNNEWS/Jeprima)

Memanfaatkan barang-barang bekas menjadi sesuatu yang bernilai merupakan pekerjaan yang mulia.

Di samping dapat mendatangkan uang, juga dapat menjaga lingkungan dari pencemaran yang berdampak buruk bagi kehidupan.

Seorang pengrajin barang bekas, mengolah barang bekas atau sampah menjadi benda yang bisa dijual dan menghasilkan uang.

Selain itu, pekerjaan ini juga mengurangi tumpukan sampah yang ada di lingkungan sekitar.

Mengolah sampah bisa dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya:

1. Reduce (mengurangi)

Cara ini bertujuan untuk mengurangi pemakaiannya.

Sebisa mungkin masyarakat mengurangi penggunaan kemasan barang.

Semakin banyak menggunakan kemasan barang, semakin banyak juga sampah yang dihasilkan.

2. Reuse (memakai kembali)

Cara ini dapat dilakukan dengan memakai kembali barang yang masih layak.

Sebisa mungkin, pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali.

Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai).

Hal itu dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.

3. Recycle (mendaur ulang)

Cara ini bertujuan untuk mendaur ulang barang bekas.

Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang.

Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.

4. Replace (mengganti)

Cara ini bertujuan untuk mengganti barang yang biasa dipakai.

Telitilah kepada barang yang dipakai sehari-hari.

Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.

Telitilah agar masyarakat hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya dengan mengganti kantong kresek dengan keranjang apabila berbelanja.

(Tribunnews.com/Katarina Retri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas