Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Proses Terjadinya Hujan, Mulai dari Evaporasi hingga Turunnya Butir-butir Air

Proses Terjadinya Hujan dimulai dari Evaporasi kemudian kondensasi hingga Turunnya Butir-butir Air

Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Daryono
zoom-in Proses Terjadinya Hujan, Mulai dari Evaporasi hingga Turunnya Butir-butir Air
Buku tematik kelas 3 tema 5
Buku tematik kelas 3 tema 5 halaman 135. Berikut Proses Terjadinya Hujan, Mulai dari Evaporasi hingga Turunnya Butir-butir Air 

TRIBUNNEWS.COM - Menurut KBBI, hujan adalah titik-titik air yang berjatuhan dari udara karena proses pendinginan.

Hujan dapat dikatakan sebagai tetesan air yang jatuh dari awan.

Proses terjadinya hujan dimulai dari evaporasi hingga turunnya butir-butir air.

Lantas, bagaimana proses terjadinya hujan secara lengkap?

Baca juga: Pengertian Modernisasi, Dampak Positif dan Dampak Negatifnya bagi Masyarakat

Baca juga: Perdagangan Internasional: Pengertian, Faktor Pendorong dan Manfaat

Buku tematik kelas 3 tema 5 halaman 135
Buku tematik kelas 3 tema 5 halaman 135 (Buku tematik kelas 3 tema 5)

Proses Terjadinya Hujan

Dikutip dari tayangan YouTube Kompas.com Reporter on Location, hujan jatuh ke bumi karena awan terisi penuh dengan embun yang menjadi air.

Poses terjadinya hujan dimulai dari sinar matahari yang panas menyebabkan adanya proses evaporasi.

Berita Rekomendasi

Evaporasi adalah proses perubahan molekul zat cair menjadi gas atau uap air.

Air yang berada di bumi seperti laut, sungai, serta sumber air lainnya akan mengalami penguapan.

Hasil uap tersebut naik dan mengalami proses kondensasi.

Dalam ilmu fisika, kondensasi adalah perubahan uap air atau benda gas menjadi benda cair pada suhu udara di bawah titik embun.

Baca juga: Mengenal Galaksi di Alam Semesta: Pengertian, Berbagai Bentuk Galaksi, dan Jenis-jenis Galaksi

Dalam proses tersebut, uap air dari sumber air itu berubah menjadi embun.

Titik embun air terbentuk karena suhu sekitar awan lebih rendah dari panas matahari.

Suhu udara yang semakin tinggi membuat titik-titik embun semakin banyak dan memadat, kemudian membentuk awan.

Angin kemudian membawa awan yang berisi butir-butir air menuju lokasi yang suhunya lebih rendah.

Awan yang mengandung titik embun air kemudian berkumpul dan membentuk sebuah awan besar.

Ini membuat warna awan menjadi kelabu karena banyak partikel yang dibawa.

Ketika kondisi awan sudah jenuh atau sudah tidak sanggup lagi menampung air, butir-butir air akan tertarik oleh adanya gaya gravitasi yang membuat turun hujan.

Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa simak dalam video di bawah ini.

Baca juga: Mengenal Macam-macam Koperasi, Berikut Pengertian Lengkap dengan Tujuan dan Manfaatnya

Sifat Hujan

Dikutip dari laman Kementerian Pertanian, sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan dengan jumlah curah hujan normalnya.

Rentang waktu yang ditetapkan, yakni satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau atau satu bulanan atau satu dasarian.

Jumlah curah hujan ditentukan dari rata-rata selama 30 tahun.

Saat ini, rata-rata curah hujan yang digunakan sebagai dasar penentuan curah hujan normal, adalah nilai-nilai curah hujan selama periode tahun 1981-2010.

Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu:

1 Atas Normal (AN), jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya.

2. Normal (N), jika nilai curah hujan antara 85%--115% terhadap rata-ratanya,

3. Bawah Normal (BN), jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya.

(Tribunnews.com/Fajar)

Artikel lain terkait materi sekolah

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas