Nadiem Makarim: Tidak Ada Pilihan Lain Selain Beradaptasi dengan Disrupsi Teknologi
Kemendikbudristek mengembangkan platform pendidikan digital yang bertujuan membantu guru dalam proses pembelajaran
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan, disrupsi teknologi ikut mempengaruhi dunia pendidikan saat ini.
Untuk itu, ekosistem pendidikan di Indonesia harus mampu beradaptasi menghadapi disrupsi teknologi.
"Tidak ada pilihan selain beradaptasi dan berinovasi. Dapat menjadikan disrupsi sebagai solusi," ujar Nadiem melalui keterangan tertulis, Jumat (3/11/2021).
Hal tersebut diungkapkan oleh Nadiem dalam pembukaan International Open, Distance, And e-Learning Symposium, (ISODEL) tahun 2021.
Nadiem mengatakan Kemendikbudristek berkomitmen untuk menyukseskan program digitalisasi sekolah.
Baca juga: Transformasi Bisnis Bandara Melalui Digitalisasi Kemitraan
Cakupannya tidak hanya memperluas akses terhadap teknologi, tetapi juga menjembatani ketimpangan pada pengetahuan dan penguasaan teknologi.
Langkah ini untuk menyikapi pesatnya perkembangan teknologi.
Kemendikbudristek mengembangkan platform pendidikan digital yang bertujuan membantu guru dalam proses pembelajaran.
“Karena untuk terus berinovasi kita membutuhkan generasi bertalenta digital (digital talent) yang kreatif dan mau berkontribusi untuk negeri,” tutur Nadiem.
Kemendikbudristek mengadakan ISODEL 2021 yang bertemakan “Teknologi Pendidikan di Era kenormalan Baru Sekarang dan Akan Datang” diselenggarakan dalam bentuk virtual.
Acara ini merupakan hasil kolaborasi Pusdatin dengan berbagai pemangku kepentingan pendidikan, peneliti, pendidik, akademisi komunitas, dan praktisi, baik yang ada di Indonesia maupun di seluruh dunia.
Sementara itu, Han Xiao Zang selaku konselor pendidikan dari Kedutaan Besar Australia. ISODEL 2021 yang mengusung tema “Teknologi Pendidikan di Era Kenormalan Baru: Sekarang dan Akan Datang” (Education Technology in The New Normal: Now and Beyond) telah dilaksanakan sejak Rabu (1/12).
Dalam paparannya Zang mengangkat tiga hal seputar pendidikan antara Indonesia-Australia. Ketiga hal tersebut adalah hubungan bilateral Indonesia-Australia yang kuat, melangkah bersama untuk semakin menguatkan, dan pengalaman Australia dalam melaksanakan pembelajaran daring.
Baca juga: Nadiem Makarim: Gernas BBI Harumkan Aroma Maluku Hingga Lintas Benua
Zang mengatakan, hubungan Indonesia-Australia begitu kuat. Ini dibuktikan oleh hampir ribuan pelajar Indonesia memilih institusi pendidikan di Australia sebagai tempat mereka melanjutkan pendidikan tinggi. Sementara bagi pelajar Australia, Indonesia merupakan pilihan terutama bagi mereka yang menerima beasiswa kerja sama kawasan Asia Pasifik.
"Belum lagi kerja sama di bidang penelitian dan industri semakin menguatkan hubungan di antara kedua negara,” ujar Zang.
Menteri Pendidikan Australia telah menyiapkan 10 strategi dalam dunia pendidikan internasional.
Strategi tersebut juga diharapkan dapat semakin meningkatkan hubungan bilateral dengan Indonesia.
Salah satu strateginya adalah diversifikasi. Kebijakan ini merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negara-negara berkembang terutama bagi pemerintah di kawasan Asia.
Melalui diversifikasi, masyarakat dapat melanjutkan pendidikan di institusi pendidikan Australia tanpa harus tinggal di Australia.
Monash University yang memiliki kampus di Jakarta dapat menjadi contoh bagaimana diversifikasi dalam dunia pendidikan yang dijalankan oleh Australia.