Mengenal Dampak Pergerakan Bulan: Pasang Surut Air Laut, Pembagian, dan Fase-fase Bulan
Berikut dampak pergerakan bulan, di antaranya pasang surut air laut, pembagian bulan, dan fase-fase bulan.
Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Namun, karena bumi juga bergerak searah gerak bulan, maka menurut pengamatan di bumi, waktu yang dibutuhkan bulan untuk melakukan satu putaran penuh menjadi lebih panjang dari kala revolusi sideris.
Waktunya yaitu sekitar 29,5 hari yang disebut kala revolusi sinodis (satu bulan sinodis).
Kala revolusi sinodis dapat ditentukan melalui pengamatan dari saat terjadinya bulan baru sampai bulan baru berikutnya.
Satu bulan sinodis digunakan sebagai dasar penanggalan Komariyah (penanggalan Islam).
3. Fase-fase bulan
Fase-fase bulan merupakan perubahan bentuk-bentuk bulan yang terlihat di bumi.
Hal ini dikarenakan posisi relatif antara bulan, bumi, dan matahari.
Fase-fase bulan adalah sebagai berikut:
1. Bulan baru terjadi ketika posisi bulan berada di antara bumi dan matahari.
Selama bulan baru, sisi bulan yang menghadap ke matahari nampak terang dan sisi yang menghadap bumi nampak gelap.
2. Bulan sabit terjadi ketika bagian bulan yang terkena sinar matahari sekitar seperempat, sehingga permukaan bulan yang terlihat di bumi hanya seperempatnya.
3. Bulan separuh terjadi ketika bagian bulan yang terkena sinar matahari sekitar separuhnya, sehingga yang terlihat dari bumi juga separuhnya (kuartir pertama).
4. Bulan cembung terjadi ketika bagian bulan yang terkena sinar matahari tiga perempatnya, yang terlihat dari bumi hanya tiga perempat bagian bulan.
Akibatnya, masyarakat dapat melihat bulan cembung.
5. Bulan purnama terjadi ketika semua bagian bulan terkena sinar matahari, begitu juga yang terlihat dari bumi.
Akibatnya, masyarakat dapat melihat bulan purnama (kuartir kedua).
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Artikel lainnya terkait Materi Sekolah