Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Apa itu Kolonialisme: Pengertian, Latar Belakang Kolonialisme & Hubungan Imperialisme

Mengenal apa itu kolonialisme: Pengertian, latar belakang kolonialisme, awal kolonialisme Indonesia, daftar negara penjajah, & hubungan imperialisme.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Mengenal Apa itu Kolonialisme: Pengertian, Latar Belakang Kolonialisme & Hubungan Imperialisme
panoramio.com via kompas.com
Kondisi di salah satu sudut kota saat Pertempuran Surabaya terjadi pada 10 November 1945. 

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia adalah negara yang pernah menjadi korban praktik kolonialisme.

Kolonialisme adalah paham tentang penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu, dikutip dari KBBI.

Jadi, kolonialisme secara sederhana dapat disebut penjajahan.

Tujuan kolonialisme adalah untuk mencapai kekuatan dominan di berbagai bidang kehidupan, baik politik, ekonomi, sumber daya alam, maupun sumber daya manusia.

Lalu, mengapa kolonialisme terjadi dan bagaimana cirinya?

Baca juga: Mengenal Kegiatan Pokok Ekonomi: Meliputi Pengertian Produksi, Distribusi, dan Konsumsi

Latar Belakang dan Ciri Kolonialisme

Ilustrasi masa penjajahan Belanda ke Indonesia.
Ilustrasi masa penjajahan Belanda ke Indonesia. ()

Kolonialisme terjadi karena suatu negara yang ingin melakukan kolonialisme tidak memiliki kekayaan bumi yang dibutuhkan, dikutip dari Gramedia.

BERITA REKOMENDASI

Selain itu, sebuah negara yang hendak melakukan kolonialisme merupakan negara superior daripada negara lain.

Ciri utama kolonialisme adalah penguasaan wilayah dengan sumber daya alam yang melimpah untuk dibawa ke negara asal penjajah.

Kolonialisme didukung oleh militer dari penjajah yang memiliki kekuatan untuk menundukkan negara jajahan, sehingga kekuasaan penjajah menjadi lebih lama.

Awal perkembangan kolonialisme di dunia terjadi sejak abad ke-15.

Saat itu, bangsa Eropa menguasai seluruh wilayah menggunakan kekuasaan, sistem politik, dan militer yang kuat.

Namun, bangsa lain mulai memiliki sifat dan keyakinan yang sama untuk menguasai wilayah lain, hingga terjadi pergolakan dan peperangan.

Ketika Konstantinopel jatuh ke tangan Turki Utsmani, Imperium barat mengalami keruntuhan kekuasaan.

Ekonomi dan perdagangan Eropa mengalami kemerosotan.

Selain itu, revolusi industri pertama juga mempelopori perkembangan ekonomi dan timbulnya kolonialisme.

Revolusi industri menjadi cikal bakal bangsa Eropa untuk memperkuat armada laut dengan membuat kapal besar.

Bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra menggunakan kapal tersebut.

Pelayaran bangsa Eropa bertujuan untuk menemukan sumber daya yang berlimpah di tempat lain.

Baca juga: Mengenal Nilai Sosial: Pengertian, Ciri-ciri, Macam, dan Fungsinya

Awal Kolonialisme di Indonesia

Perang Diponegoro
Perang Diponegoro (http://www.an-najah.net)

Bangsa Eropa mencari sumber daya tersebut hingga ke Timur, termasuk Indonesia.

Harga rempah-rempah di Eropa cukup tinggi, sehingga banyak bangsa Eropa yang mencarinya.

Selain pencarian rempah-rempah, ada beberapa hal yang melatarbelakangi penjelajahan samudra hingga kolonialisme, yaitu:

1. Kemajuan pengetahuan dan teknologi dengan penemuan kompas, teropong, peta untuk melakukan pelayaran.

2. Adanya buku Imago Mundi karangan Marcopolo tentang perjalanan ke Timur.

3. Adanya tujuan khusus, yaitu mencari kekuasaan dengan simbol 3G yaitu Gold (mencari keuntungan dengan memiliki bahan dan barang berharga), Gospel (penyebaran agama kristen yang diyakini bangsa barat), dan Glory (memperoleh kejayaan dengan memiliki banyak kekuasaan).

4. Jatuhnya kekuasaan Konstantinopel pada tahun 1453 yang meruntuhkan ekonomi Eropa.

Negara-negara yang melakukan penjelajahan samudra:

1. Portugis

Portugis melakukan penjelajahan samudra dipimpin oleh Bartholomeus Diaz untuk mencari barang berharga, yaitu rempah-rempah.

Bartholomeus Diaz mendarat di Tanjung Harapan, Afrika Selatan pada tahun 1488.

Kemudian, penjelajahan samudra diteruskan oleh Vasco da Gama yang sampai di Gowa, Sulawesi Selatan dan mendapat rempah-rempah.

Setelah dua tokoh Portugis berhasil mendapat sumber rempah-rempah, mereka berniat menguasainya.

Ekspedisi Portugis selanjutnya dilakukan oleh Alfonso d’Albuquerque.

Alfonso berhasil menguasai Malaka pada 10 Agustus 1511.

2. Spanyol

Christopher Columbus adalah orang Spanyol pertama yang berhasil melakukan penjelajahan pada tahun 1942.

Columbus berlayar menuju benua Amerika hingga India.

Setelah itu, penjelajahan dilanjutkan oleh Magelhaens, yang berhasil menguasai Filipina pada tahun 1521.

Spanyol mengirim ekspeditur lain yaitu Sebastian del Cano pada tahun 1521.

Ia berhasil melakukan penjelajahan hingga berhasil berlabuh di Tidore.

Namun, penjelajahan Sebastian del Cano dianggap melanggar perjanjian Tordesillas, yaitu perjanjian yang dibuat Spanyol dengan Portugis.

Saat itu Portugis telah berhasil menduduki Tidore.

Kemudian, dibuatlah Perjanjian Saragosa pada tahun 1529 untuk menyelesaikan masalah perebutan kekuasaan.

3. Belanda

Penjelajahan samudera oleh Belanda dilakukan Cornelis de Houtman pada tahun 1956.

Saat itu, Cornelis de Houtman berhasil mendarat di Banten.

Namun, sikapnya yang kurang ramah dan terkesan memonopoli membuat Sultan Banten marah.

Kemudian, terjadilah perlawanan rakyat Banten.

Setelah ekspedisi yang dianggap gagal tersebut, Belanda kembali ke Indonesia dengan dipimpin oleh Jacob van Neck pada tahun 1598-1600.

Ia berhasil menguasai daerah Maluku.

Keberhasilan van Neck mendatangkan banyak pedagang Belanda di Indonesia.

4. Inggris

Setelah negara-negara Eropa lainnya berhasil mendapatkan rempah-rempah dari Indonesia, Inggris melakukan perjalanan menuju Indonesia.

Pelayaran Inggris dipimpin oleh tokoh ternama, yaitu Sir Henry Middleton (1604) dan James Cook (1770).

Henry Middleton mendapatkan rempah-rempah seperti lada dan cengkeh di Banten, Tidore, Ternate dan Ambon.

Sedangkan James Cook di Batavia.

Baca juga: Mengenal ASEAN: Siapa Pendirinya, Bagaimana Sejarah, Asas, hingga Tujuan ASEAN

Hubungan Kolonialisme dan Imperialisme

Kolonialisme erat hubungannya dengan imperialisme.

Menurut National Geographic, imperialisme adalah kebijakan atau etos penggunaan kekuasaan dan pengaruh untuk menguasai bangsa atau rakyat lain yang mendasari kolonialisme.

Sehingga, kolonialisme didefinisikan sebagai "kontrol oleh satu kekuatan atas wilayah atau orang-orang yang bergantung."

Hal itu terjadi ketika satu bangsa menaklukkan bangsa lain, menaklukkan dan mengeksploitasi penduduknya.

Biasanya, penjajah juga memaksakan bahasa dan nilai-nilai budayanya sendiri kepada rakyat jajahan.

Dampak Kolonialisme

Pemerintah kolonial berinvestasi dalam infrastruktur dan perdagangan dan menyebarluaskan pengetahuan medis dan teknologi.

Beberapa bangsa penjajah mendorong keaksaraan, adopsi standar hak asasi manusia Barat, dan memperkenalkan sistem pemerintahan yang demokratis.

Namun, dampak buruknya adalah pemaksaan dan asimilasi.

Dampak lainnya meliputi degradasi lingkungan, penyebaran penyakit, ketidakstabilan ekonomi, persaingan etnis, dan pelanggaran hak asasi manusia.

Biasanya masalah pelanggaran HAM adalah yang bertahan lebih lama daripada kekuasaan bangsa penjajah itu sendiri.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Materi Sekolah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas