Dinamika Interaksi Manusia dengan Lingkungan, Simak Penjelasannya
Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Contohnya manusia bernapas dari udara dari lingkungan sekitar.
Penulis: Devi Rahma Syafira
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya.
Contohnya manusia bernapas dari udara yang ada di lingkungan sekitar.
Manusia juga makan, minum, dan menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.
Dikutip dari Buku SMP/MTS IPS Kelas VII 2017 oleh Ahmad Mushlih dkk, lingkungan memengaruhi perkembangan kehidupan manusia, baik langsung maupun tidak langsung.
Komponen lingkungan dapat dibedakan menjadi lingkungan abiotik, biotik, sosial, dan budaya.
Lingkungan abiotik adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas benda-benda tidak hidup, seperti tanah, batuan, udara, dan lain-lain.
Lingkungan biotik adalah lingkungan hidup yang terdiri atas makhluk hidup, seperti manusia, tumbuhan, hewan, dan jasad renik.
Baca juga: Mengenal Potensi Sumber Daya Hutan di Indonesia dan Manfaatnya
Baca juga: Mengenal Bahan, Alat Produksi, dan Proses Pembuatan Batik: Nganji hingga Pencelupan Warna
Pada awalnya, interaksi manusia dan lingkungan lebih bersifat alami dan mencakup komponen-komponen seperti, abiotik (yang tidak dapat diperbarui), biotik (yang dapat diperbarui).
Namun jumlah manusia dan kebutuhannya terus bertambah sehingga mereka terus-menerus mengambil sumber daya yang ada di alam.
Kenyataannya, tidak hanya jumlahnya yang bertambah, tetapi gaya hidupnya juga berubah.
Makin maju kehidupan manusia makin banyak kebutuhannya.
Kebutuhan itu tidak lagi hanya sekadar terpenuhinya kebutuhan primer berupa sandang (pakaian), pangan (makanan), dan papan (tempat tinggal), tetapi juga kebutuhan sekunder berupa kendaraan, pakaian bermerk, dan lain-lain.
Manusia menciptakan berbagai benda penunjang untuk memenuhi kebutuhannya.
Benda-benda tersebut kemudian menjadi bagian dari lingkungan secara keseluruhan.