Adolf Hitler dan Kediktatoran Partai Nazi, Pemimpin Percobaan Kudeta di Munich dan Teror Jerman
Adolf Hitler dan kediktatoran Partai Nazi, pemimpin percobaan kudeta di Munich dan teror Jerman. Adolf Hitler lahir pada 20 April 1889 di Braunaun.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Buku Mein Kampf terjual lima juta kopi pada tahun 1939.
Kemudian, di dalam penjara itu, Hitler menjadi percaya dia ditakdirkan untuk menjadi seorang pemimpin.
Hitler mengira dia akan membuka jalan bagi seorang pemimpin jenius Jerman, yang bisa mengambil dan menggunakan kekuasaan.
Baca juga: Profil Ukraina: Awal Kemerdekaan dari Uni Soviet, Polemik Presiden Pro-Rusia, dan Hubungan dengan AS
Adolf Hitler Menjadi Presiden Jerman dan Führer
Pada 25 Februari 1932, Hitler memperoleh kewarganegaraan Jerman dan mencalonkan diri sebagai presiden, menempati urutan kedua setelah von Hindenburg.
Partai Nazi memperoleh 230 kursi di Reichstag, yang menjadikannya partai terbesar di Jerman.
Pada awalnya, Hitler ditolak jabatan Kanselir oleh seorang presiden yang tidak mempercayainya.
Sayangnya, penghinaan yang berkelanjutan membuat Hitler diusir karena dukungannya gagal.
Namun, perpecahan faksi di puncak pemerintahan sangat berarti.
Berkat seorang politisi konservatif yang percaya mereka dapat mengendalikan Hitler, akhirnya Hitler diangkat menjadi kanselir Jerman pada 30 Januari 1933.
Hitler bergerak dengan kecepatan tinggi untuk mengisolasi dan mengusir lawan dari kekuasaan, menutup serikat pekerja, menyingkirkan komunis, konservatif, dan Yahudi.
Pada tahun itu, Hitler dengan sempurna mengeksploitasi tindakan pembakaran di Reichstag (yang beberapa orang percaya Nazi membantu menyebabkannya) untuk memulai pembentukan negara totaliter.
Akibatnya, Hitler mendominasi pemilihan 5 Maret berkat dukungan dari kelompok-kelompok nasionalis.
Hitler segera mengambil alih peran presiden ketika Hindenburg meninggal dan menggabungkan peran dengan kanselir untuk menjadi führer ("pemimpin") Jerman.