Sejarah Perkembangan Sistem Suara dalam Bioskop: Mulai dari Fotokinema hingga Dolby Atmos
Sejarah singkat perkembangan sistem suara yang digunakan dalam bioskop dari masa ke masa mulai dari Fotokinema, Vitaphone hingga Dolby Atmos.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Penggunaan sistem suara ini digunakan bukan untuk merekam.
Melainkan membuat kualitas standar demi terciptanya keakuratan ketika film tersebut kembali diputar di bioskop ataupun di tempat lain.
Dolby Digital (1991)
Pada Tahun ini penggunakan sistem suara yang canggih yang mendukung sistem 5.1 soundtrack digital dan cadangan analog.
DTS (1993)
Pada tahun ini telah menempatkan soundtrack bukan pada filmnya melainkan terpisah di CD-ROM.
Sony Dynamic Digital Sound (SDDS) (1993)
Penggunaan sistem suara ini sudah dapat semaksimal mungkin 8 saluran suara.
Lima di depan, dua saluran surround di sisi kiri kanan dan saluran bass.
Beberapa film besar sempat menggunakan sistem ini.
Dolby Surround 7.1 (2010)
Sistem suara ini telah menggunakan luas bidang tersisa dari transisi digital sinema.
Caranya dengan menambahkan dua saluran surround yang terpisah di belakang bioskop.
Barco Auro 11.1 (2012)
Tahun 2012 biosko menambah 5 saluran suara dari sistem 5.1 untuk menambah ketajaman.
Era Sistem suara Multichannel
Penggunaan sistem suara multichannel dimulai dengan 5.1
Terletak pada kiri, kanan, tengah, kiri surround, kanan surround dan subwoofer dengan menggunakan Dolby Stereo 70mm.
Dolby Atmos (2012)
Penggunaan sistem suara ini menciptakan suara 3D untuk memberikan pengalaman menyaksikan yang nyata.
Pada suatu ketika ada penonton yang mengatakan ia sempat menunduk karena ada suara melintas di depan mukanya.
Sistem ini sudah digunakan lebih dari 70 judul film besar studio Hollywood.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)