Struktur Cerita Fabel dan Ciri Kebahasaan yang Digunakan, Lengkap dengan Penjelasannya
Dalam teks cerita fabel terdapat struktur teks dan ciri kebahasaan yang digunakan, simak inilah materi penjelasannya.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Tiara Shelavie
4. Koda (boleh ada boleh tidak)
Koda merupakan bagian terakhir fabel yang berisi perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita tersebut.
Koda biasanya berisi nilai moral yang diungkapkan pengarang secara impisit pada akhir cerita.
Baca juga: Materi Sekolah: Pengertian Kata Sifat atau Adjektiva, Berikut 3 Fungsinya
Ciri Kebahasaan yang Digunakan dalam Fabel
Berdasarkan bahasa yang digunakan pada sebuah teks cerita fabel, berikut ini adalah ciri kebahasaan (kaidah kebahasaan) pada teks cerita fabel:
1. Penggunaan Kata Sandang Si dan Sang
Dalam teks cerita fabel sangat sering dijumpai dan ditemukan penggunaan kata sandang si dan sang.
Contohnya:
a. Sang kerbau berkeliling hutan sambil menyapa binatang-binatang lain yang berada di hutan tersebut.
d. Si kepompong hanya dapat berdiam saja saat mendengarkan ejekan itu.
Berdasarkan contoh di atas maka kaidah pada penulisan si dan sang yakni secara terpisah dengan kata-kata yang mengikuti ataupun kata-kata yang di ikuti serta ditulis dengan menggunakan huruf kecil.
a. “Mengapa si kecil menjadi sangat pemalu?” tanya ayah.
b. Kedua orang itu, si Kecil dan si Kancil adalah orang yang terpandang di kampungnya.
Perhatikan pada kata “kecil” di dalam kalimat nomor 1 di atas yang dituliskan dengan menggunakan huruf kecil saja, hal tersebut dikarenakan bukan sebuah nama.