Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Struktur Cerita Fabel dan Ciri Kebahasaan yang Digunakan, Lengkap dengan Penjelasannya

Dalam teks cerita fabel terdapat struktur teks dan ciri kebahasaan yang digunakan, simak inilah materi penjelasannya.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Struktur Cerita Fabel dan Ciri Kebahasaan yang Digunakan, Lengkap dengan Penjelasannya
Buku Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Kelas 2
Contoh Cerita Fabel Rahasia Kaki Itik - Inilah materi sekolah terkait struktur teks cerita fabel dan ciri kebahasaan yang digunakan. 

4. Penggunaan Sinonim dan Antonim pada Fabel

Fabel menggunakan variasi kata untuk menggambarkan atau mendeskripsikan sifat, baik sifat tokoh maupun sifat benda dan keadaan.

Meskipun memiliki arti yang sama, akan tetapi diksi atau pilihan kata yang tepat untuk mendeskripsikan sifat tokoh dapat mempengaruhi nilai rasa pada pembaca.

Contohnya:

a. efek emosi lemah = efek emosi kuat

b. senang = riang gembira

c. tidak teratur = berantakan

BERITA REKOMENDASI

d. sedih = merana

5. Penggunaan Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang diucapkan secara langsung kepada orang yang dituju.

Kalimat langsung ditandai dengan pemakaian tanda petik (“…”).

Cara penulisan kalimat langsung:

a. Bagian kalimat langsung diapit oleh tanda petik dua (“) bukan petik satu (‘).

b. Tanda petik penutup diletakkan setelah tanda baca yang mengakhiri kalimat petikan.

Contoh: "Tolong, ada harimau! Lari, cepat lari!" (benar)

c. Kalimat pengiring harus diakhiri dengan satu tanda koma dan satu spasi apabila bagian kalimat pengiring terletak sebelum kalimat petikan.

Contoh: Ulu berkata, “Biarlah aku bernyanyi sendiri.”

d. Kalimat pengiring harus diakhiri dengan satu tanda koma dan satu spasi apabila bagian kalimat pengiring terletak setelah kalimat petikan.

Contoh: “Sudahlah Cici, kami memaafkanmu”, kata Pusi dengan bijak.

e. Jika ada dua kalimat petikan, huruf awal pada kalimat petikan pertama menggunakan huruf kapital. Sedangkan pada kalimat petikan kedua menggunakan huruf kecil kecuali nama orang dan kata sapaan.

Contoh: “Coba saja minta pada Ikan,” kata Buaya, “dia pasti akan memberikannya.”

f. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

Contoh: “Mengapa keringatmu sampai sebesar jagung begitu Yam? Kamu dikejar siapa?” tanya Kepiting panik.

Sumber:

Buku Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Edisi Revisi 2017 oleh Titik Harsiati dkk.

Modul Pembelajaran SMP Terbuka Bahasa Indonesia Kelas VII oleh Seni Asiati dan Fatwa Alamia.

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas