Upaya Pemerintah dalam Perkembangan Ekonomi Indonesia pada Masa Demokrasi Parlementer
Upaya Pemerintah Perkembangan Ekonomi Indonesia Masa Demokrasi Parlementer, mulai Gunting Syafruddin, Sistem Ekonomi Gerakan Benteng, hingga finek.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Berikut adalah Upaya Pemerintah Perkembangan Ekonomi Indonesia pada Masa Demokrasi Parlementer.
Pasca Indonesia melaksanakan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, beberapa permasalahan ekonomi bemunculan.
Mulai tahun 1950, bangsa Indonesia memasuki masa Demokrasi Parlementer.
Permasalahan ekonomi yang dihadapi pemerintah Indonesia pada saat itu mencakup permasalahan jangka pendek dan permasalahan jangka panjang.
Permasalahan jangka pendek yang dihadapi pemerintah Indonesia saat itu adalah tingginya jumlah mata uang yang beredar dan meningkatnya biaya hidup.
Permasalahan jangka panjang yang dihadapi pemerintah adalah pertambahan jumlah penduduk dan tingkat kesejahteraan yang rendah.
Baca juga: 5 Cara Penanganan Konflik Sosial yang Biasa Digunakan Menyelesaikan Masalah Individu atau Kelompok
Dalam rangka memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia sebagai negara yang baru Merdeka, pemerintah melakukan beberapa upaya.
Adapun upaya pemerintah Masa Demokrasi Parlementer untuk memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia, mengutip Buku IPS kelas 8 Kurikulum Merdeka, sebagai berikut.
1. Gunting Syafruddin
Upaya ini dilakukan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar dan mengatasi defisit anggaran.
Maka pada tanggal 20 Maret 1950, Menteri Keuangan, Syafruddin Prawiranegara mengambil tindakan berupa pemotongan nilai uang senilai 2,50 rupiah ke atas menjadi setengah dari nilai uang tersebut.
Melalui kebijakan ini, jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
2. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
Sistem Ekonomi Gerakan Benteng merupakan usaha pemerintah untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional.