Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Materi Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Mata Pelajaran PPKn Kelas 8

Penjelasan materi Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia pada mata pelajaran PPKn Kelas 8.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Materi Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Mata Pelajaran PPKn Kelas 8
Kolase Tribunnews.com/YouTube
Sumpah Pemuda - Inilah penjelasan materi terkait Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia pada mata pelajaran PPKn Kelas 8. 

Kongres Pemuda II diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928.

Kongres Pemuda II dihadiri oleh kurang lebih 750 peserta yang berasal dari berbagai organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Batak, Pemuda Indonesia, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Sekar Rukun, Jong Ambon, dan Pemuda Kaum Betawi.

Kongres dilakukan di tiga gedung yang berlainan dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Baca juga: Materi Sekolah: Pengertian, Asal Mula Penemuan, Ciri-Ciri, hingga Cara Berkembang Biak Virus

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, disediakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng).

Dalam sambutannya, Ketua PPPI Sugondo Djojopuspito menanti kongres ini mampu memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda.

Kegiatan dilanjutkan uraian Muhammad Yamin tentang guna dan hubungan persatuan dengan pemuda.

Menurutnya, hadir lima faktor yang dapat memperkuat persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum norma budaya, pendidikan, dan kemauan.

BERITA REKOMENDASI

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, kongres disediakan di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan.

Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak mesti mendapat pendidikan kebangsaan, mendapat keseimbangan selang pendidikan di sekolah dan di rumah, serta dididik secara demokratis.

Rapat Ketiga, Minggu, 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesische Clubgebouw.

Rapat ketiga merupakan rapat penutupan.

Pada rapat ini, Soenario menjelaskan tentang pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.

Sedangkan Ramelan mengemukakan, bahwa gerakan kepanduan tidak dapat dipisahkan dari pergerakan nasional, karena gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri yang merupakan hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman yang dipertontonkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo untuk Supratman.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas