Strategi Dakwah Rasulullah SAW di Makkah: Sembunyi dan Terang-Terangan
Berikut strategi dakwah Rasulullah atau Nabi Muhammad SAW di Makkah, terbagi menjadi dua bagian yaitu sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.
Penulis: Nurkhasanah
Editor: Pravitri Retno W
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ
Artinya: "Maka, sampaikanlah (Nabi Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik."
Ayat tersebut kemudian mendorong Nabi Muhammad SAW untuk mulai berdakwah secara terang-terangan.
Baca juga: Dakwah: Pengertian, Adab, Tujuan dan Sasaran
Dalam berdakwah secara terang-terangan, Rasulullah mendapat tantangan dari kaum kafir Quraisy.
Namun, Nabi Muhammad SAW tidak putus asa dan terus mengajak seluruh lapisan masyarakat agar masuk Islam.
Dakwah secara terang-terangan dilakukan Rasulullah dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut:
a. Nabi Muhammad SAW mengajak masyarakat Mekah masuk Islam dengan mengundang kerabat keturunan Bani Hasyim pada jamuan makan.
Kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang menyatakan keislamannya adalah ‘Ali bin Abu Talib, Ja’far bin Abu Talib, dan Zaid bin Harisah.
b. Rasulullah Saw. mengumpulkan para penduduk kota Makkah, terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Kakbah.
Para penduduk tersebut dikumpulkan di Bukit Safa, yang letaknya tidak jauh dari Kakbah.
Rasulullah SAW kemudian memberi peringatan kepada semua penduduk yang hadir agar segera meninggalkan penyembahan terhadap berhala dan hanya menyembah atau menghambakan diri kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, Pencipta dan Pemelihara alam semesta.
Baca juga: Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Islam: Mulai dari Masa Rasulullah SAW hingga Dinasti Abbasiyah
Selain itu, Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa jika peringatan yang disampaikannya itu dilaksanakan, tentu akan meraih rida Ilahi serta kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Namun, jika peringatan itu diabaikan, maka akan mendapat murka dari Allah SWT berupa sengsara di dunia dan di akhirat.
Hamzah bin ‘Abd al-Mutallib dan ‘Umar bin Khattab masuk Islam pada periode dakwah ini.