Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Langkah Mitigasi Bencana Tsunami, Banjir, hingga Gempa Bumi

Berikut langkah mitigasi beberapa bencana, mulai dari , banjir hingga gempa bumi.

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Langkah Mitigasi Bencana Tsunami, Banjir, hingga Gempa Bumi
Serambinews/M Anshar
Satu-satunya rumah yang tersisa di Desa Lambung, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh setelah tsunami 26 Desember 2004. Berikut langkah mitigasi beberapa bencana, mulai dari , banjir hingga gempa bumi. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut langkah mitigasi beberapa bencana, mulai dari tsunami, banjir hingga gempa bumi.

Mitigasi bencana merupakan serangkaian kegiatan untuk mengurangi risiko bencana.

Mitigasi bencana memiliki berbagai tujuan di antaranya, dapat mengurangi dampak kerugian hingga memiliki pengetahuan sebelum bencana, saat dan pasca-bencana.

Sehingga mitigasi bencana merupakan hal yang paling penting dan perlu dilakukan.

Namun perlu diketahui, setiap bencana memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Oleh karena itu, kegiatan mitigasi dilakukan sesuai dengan bencana masing-masing.

Baca juga: Persebaran Bencana Alam di Indonesia: Gempa Bumi, Banjir hingga Tsunami

Langkah Mitigasi Jenis-jenis Bencana

Berita Rekomendasi

1. Mitigasi Tsunami

Mengutip dari Buku Geografi kelas 11 Kurikulum Merdeka, terdapat beberapa langkah mitigasi Tsunami yang dapat dilakukan, di antaranya:

- Penanaman mangrove (bakau) di sepanjang pantai untuk menghambat gelombang tsunami

- Pembekalan pengetahuan terkait data gempa yang berpotensi mengakibatkan tsunami

- Terdapat sistem peringatan dini tsunami dalam skala regional dan internasional

- Pengadaan pemantauan berkala

- Sistem pendeteksi tsunami dirancang dua bagian. Pertama jaringan komunikasi dan infrastruktur untuk menyampaikan informasi adanya bahaya tsunami sebagai peringatan dini. Kedua, jaringan sensor pendeteksi tsunami akan terjadi.

2. Mitigasi Banjir

Melalui surat Nomor 167/SR.410/M/10/2021 tanggal 11 Oktober 2021 prihal Mitigasi Banjir dan Kekeringan Tahun 2021, Kementan meminta gubernur ikut terjun langsung mengantisipasi dampak yang akan terjadi akibat La Nina.
Melalui surat Nomor 167/SR.410/M/10/2021 tanggal 11 Oktober 2021 prihal Mitigasi Banjir dan Kekeringan Tahun 2021, Kementan meminta gubernur ikut terjun langsung mengantisipasi dampak yang akan terjadi akibat La Nina. (Kementan)

Kegiatan mitigasi bencana banjir sebagai berikut:

- Pembangunan waduk untuk mencegah terjadinya banjir

- Pembangunan tanggul untuk menghindari banjir

- Penataan daerah aliran sungai

- Penghijauan (reboisasi) daerah hulu, tengah, dan hilir sungai

- Pembangunan sistem peringatan dan pemantauan

- Sepanjang bantaran sungai tidak dijadikan lahan pembangunan, dan

- Pembersihan sampah dan pengerukan endapan sungai dilakukan secara berkala

3. Mitigasi Gempa Bumi

Berikut kegiatan mitigasi bencana gempa bumi:

- Identifikasi sumber bahaya dan ancaman bencana

- Mendirikan bangunan sesuai aturan baku (tahan gempa)

- Memahami lokasi bangunan tempat tinggal dan menempatkan perabotan pada tempat yang proporsional

- Menyiapkan peralatan seperti senter, P3K, makanan instan, dan lain-lain

- Memeriksa penggunaan listrik dan gas

- Mencatat nomor telepon penting dalam penanganan kebencanaan gempa bumi

- Memahami jalur evakuasi dan mengikuti kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa

- Pemantauan penggunaan teknologi yang dilakukan secara tiba-tiba.

4. Mitigasi Gunung Berapi

- Pembangunan tanggul untuk menahan lahar agar tidak masuk ke wilayah pemukiman

- Pengadaan pemantauan berkala

- Pengiriman data pemantauan ke Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan radio komunikasi SSB,

- Kegiatan tanggap darurat. Tindakan yang dilakukan ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung api yaitu melakukan pemeriksaan berkala dan terpadu, mengevaluasi laporan dan data aktivitas vulkanik, mengirimkan tim lokasi, dan membentuk tim tanggap darurat,

- Pemetaan, peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, pengungsian, dan pos penanggulangan bencana gunung berapi,

- Penyelidikan gunung berapi menggunakan metode geologi, geofisika, dan geokimia

- Sosialisasi, yang dilakukan pada pemerintah daerah dan masyarakat.

5. Mitigasi Tanah Longsor

Warga tengah memperbaiki dinding rumah yang jebol akibat longsor di Pasar Jawa, Desa Pasir Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupeten Bogor. Minggu (19/3/2023).
Warga tengah memperbaiki dinding rumah yang jebol akibat longsor di Pasar Jawa, Desa Pasir Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupeten Bogor. Minggu (19/3/2023). (TRIBUNNEWSBOGOR.COM/WAHYU TOPAMI)

- Menghindari daerah rawan bencana longsor untuk membangun permukiman

- Mengurangi tingkat keterjalan lereng

- Membuat terasering dengan sistem drainase yang tepat

- Melakukan penghijauan dengan tanaman berakar dalam

- Mendirikan bangunan berpondasi kuat

- Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air cepat masuk, dan

- Melakukan relokasi permukiman, gedung, fasilitas umum, atau lainnya di daerah yang berpotensi terjadi tanah longsor (dalam beberapa kasus).

6. Mitigasi Kekeringan

- Pembangunan waduk untuk mencegah terjadinya defisit air di musim kemarau

- Reboisasi hutan untuk mencegah terjadinya kekeringan

- Penghijauan di area permukiman warga maupun di jalan besar

- Pemantauan penggunaan teknologi

- Membangun atau melakukan rehabilitasi terhadap jaringan irigasi,

- Memelihara dan melakukan rehabilitasi terhadap konservasi lahan maupun air

- Melakukan sosialisasi untuk penghematan air.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Materi Sekolah

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas