Kuliah S1 tak Lagi Wajib Skripsi, Mahasiswa Menyambut Gembira
Mahasiswa S1 dan D4 kini tidak lagi diwajibkan membuat skripsi sebagai syarat kelulusan.
Editor: Hendra Gunawan
"Ada berbagai macam prodi yang mungkin cara kita menunjukan kompetensinya dengan cara lain. Apalagi yang vokasi, Ini sudah sangat jelas, kalau kita mau lihat kompetensi seorang dalam satu bidang yang technical apakah karya ilmiah adalah cara yang tepat untuk mengukur technical skill itu?" ucap dia.
Dalam beleid baru ini mahasiswa magister/magister terapan memang masih diwajibkan membuat tesis, namun tidak wajib diterbitkan di jurnal. Aturan itu tertuang dalam Pasal 19.
"Mahasiswa pada program magister/magister terapan wajib diberikan tugas akhir dalam bentuk tesis, prototipe, proyek, atau bentuk tugas akhir lainnya yang sejenis," demikian bunyi Pasal 19 angka 2.
Nadiem mengatakan dampak positif dari transformasi ini ada tiga. Pertama, program studi dapat menentukan bentuk tugas akhir.
Kedua, menghilangkan kewajiban tugas akhir pada banyak program studi sarjana/sarjana terapan. Ketiga, mendorong perguruan tinggi menjalankan Kampus Merdeka dan berbagai inovasi pelaksanaan Tridharma.
"Ini benar-benar transformasi yang cukup radikal, cukup besar," ucap Nadiem.
Disambut Gembira Mahasiswa
Kebijakan Nadiem tak lagi mensyaratkan skripsi untuk kelulusan D1 dan D4 disambut gembira mahasiswa.
Fauzanil (20), mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Sosial dan Humaniora Universitas Muhammadiyah Bandung, mengatakan kebijakan Menteri Nadiem ini sangat membahagiakan.
"Tanpa skripsi, mahasiswa akan lebih fokus dalam mengembangkan kariernya. Tentu mahasiswa akan bahagia karena tidak adanya tekanan untuk membuat skripsi," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Prita Hazra (20), rekan sekampus Fauzanil di Prodi Ilmu Komunikasi. Prita berpendapat, kualitas lulusan tak bisa hanya dilihat semata dari skripsi.
Output-nya bisa berupa project atau hasil karya yang nantinya akan berguna tidak hanya bagi hidup mahasiswa namun juga dapat membantu masyarakat sekitarnya.
"Banyak sekali mahasiswa yang kreatif dan inovatif," ujarnya.
Hanifa Nurfadillah (22), mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam Unisba juga mengaku setuju skripsi tak lagi menjadi satu-satunya syarat kelulusan.
"Proyek akhir dapat dijadikan syarat kelulusan bagi mahasiswa S1. Namun, dengan catatan, proyek itu juga harus memiliki laporan yang menyertainya sebagai bentuk pertanggungjawaban dari proyek tersebut," ujarnya.
Terlepas dari pengerjaannya, baik secara individu maupun kelompok, ujar Hanifa, laporan ini penting sebagai bukti bahwa proyek tersebut juga berisi data yang dapat dipertanggungjawabkan.
"Dengan demikian, proyek yang dibuat dapat dibuktikan memiliki relevansi dengan keterbutuhan masyarakat, atau sebagai bentuk implementasi dari ilmu yang didapat selama perkuliahan."