Dinas Pendidikan Banyuwangi Motivasi Anggota KGSB Kurangi Angka Putus Sekolah
BPS mencatat secara nasional angka putus sekolah di Indonesia terus meningkat sejak tahun 2019 hingga 2022 dari seluruh jenjang yaitu SD, SMP, dan SMA
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dodi Esvandi
Kemudian dikukuhkan dengan Keputusan Bupati Banyuwangi No. 188/182/KEP/429.101/2014 tentang program Siswa Asuh Sebaya.
Program SAS bertujuan membantu anak-anak kurang mampu di Kabupaten Banyuwangi guna merealisasikan program wajib belajar 12 tahun di wilayah tersebut.
Program ini melibatkan kalangan siswa sendiri dengan cara siswa menggalang dana secara sukarela untuk membantu biaya pendidikan temannya yang dipandang kurang mampu.
Dana tersebut kemudian dikelola oleh sekolah masing-masing dengan tetap dilaporkan pertanggungjawabannya kepada Dinas Pendidikan.
Staf Ahli Dewan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi dan Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Lina Kamalin mengakui tidak semua permasalahan pendidikan mampu ditangani oleh pemerintah daerah.
Maka itu pihaknya membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak.
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Buka Program PKBM bagi Siswa Putus Sekolah atau Tidak Sekolah, Ini Syaratnya
“Program SAS ini merupakan inovasi yang menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan tangan pemerintah dalam membiayai pendidikan masyarakat,” ujarnya.
Lina mengungkapkan, program SAS telah menghasilkan berbagai pencapaian yang membanggakan. Sejak dimulai pada tahun 2011, inisiatif ini berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp26,68 miliar dengan penerima manfaat lebih dari 300 ribu peserta didik kurang mampu di Kabupaten Banyuwangi.
Pasca pandemi di tahun 2021, program ini dikembangkan dengan program Sekolah Asuh Sekolah. Di mana dalam kurun satu tahun tersebut, ada 175 sekolah berperan sebagai sekolah asuh bagi 525 sekolah.
Karena pencapaian tersebut, Program SAS mendapatkan beberapa penghargaan.
Di antaranya MDS (Millennium Development Goals) Awards 2014, Penghargaan Cerdas Berkarakter Kemendikbud RI 2020, TOP 12 Kategori Terbaik Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik, Provinsi Jatim 2016 dan 99 Inovasi Terbaik Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) Kementerian PAN-RB 2017.
Program SAS juga telah direplikasi beberapa kabupaten/kota dan provinsi di Indonesia.
Baca juga: Kemenag Minta Kemendikbud Muat Materi Ajar Soal Peningkatan Kualitas Keluarga pada Kurikulum
Secara khusus, Founder Rumah Guru BK dan Widyaiswara Kemdikbud Ristek RI, Ana Susanti, memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif SAS.
“Saya kagum dengan program ini karena berhasil menggugah dan melibatkan banyak partisipan, dan lebih luar biasa lagi yang terlibat di situ adalah anak-anak. Bayangkan, dengan small coin yang mereka miliki, mereka belajar mandiri berbagi hingga mencapai lebih dari 26 miliar. Kalau ditarik sejak program dimulai tahun 2011, saat ini mereka sudah menjadi manusia dewasa, dan percayalah, pengalaman berbagi itu menjadi modal besar pembentukan karakter kepedulian mereka sekarang dan mewariskan kebaikan kepada generasi keturunannya,” paparnya.