Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
Tujuan Terkait

30 Contoh Soal UTBK SNBT 2024 Tes Literasi Lengkap dengan Kunci Jawaban dan Pembahasan

Berikut contoh soal UTBK SNBT 2024 tes Literasi lengkap beserta kunci jawaban literasi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Penalaran Matematika.

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Sri Juliati
zoom-in 30 Contoh Soal UTBK SNBT 2024 Tes Literasi Lengkap dengan Kunci Jawaban dan Pembahasan
Kolase Tribunnews
Contoh soal UTBK SNBT 2024 tes Literasi - Berikut contoh soal UTBK SNBT 2024 tes Literasi lengkap beserta kunci jawaban literasi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Penalaran Matematika. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut contoh soal UTBK SNBT 2024 tes literasi lengkap beserta kunci jawabannya.

Contoh soal UTBK SNBT 2024 tes literasi terdiri dari soal literasi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Penalaran Matematika dengan total 30 soal pilihan ganda.

Kumpulan soal UTBK SNBT 2024 tes literasi ditujukan kepada calon mahasiswa untuk persiapan menghadapi tes untuk masuk ke PTN yang dituju.

Sebelum menengok hasil kunci jawaban pastikan peserta UTBK SNBT 2024 harus terlebih dahulu menjawab soal yang disiapkan.

Lalu gunakan kunci jawaban dalam artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaannya melalui pembahasannya.

Contoh Soal UTBK SNBT 2024 Tes Literasi

- Literasi Bahasa Indonesia- 

Baca teks berikut untuk menjawab soal nomor 1-3.

”Kemanusiaan berada di kursi panas,” kalimat itu meluncur dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, Kamis (27/7/2023) pagi. Informasi dari jumpa pers di markas PBB itu segera teramplifikasi ke seluruh dunia bahwa bulan Juli 2023 adalah bulan terpanas yang pernah tercatat. Data suhu global tiga pekan pertama Juli menunjukkan rata-rata suhu bumi berada 1,5 derajat celsius di atas rata-rata suhu global sejak era pra-industri akhir tahun 1700 atau awal 1800. Suhu ”mendidih” bulan Juli itu juga terkait gelombang panas di kawasan Amerika Utara, Asia, dan Eropa. Datangnya bersamaan dengan kebakaran lahan di Kanada dan Yunani.

Berita Rekomendasi

Pernyataan Guterres itu diperkuat para peneliti ataupun lembaga meteorologi dunia bahwa situasi saat ini bukanlah puncak suhu global. Namun, sinyal masa depan manusia dalam bahaya. Manusia penyebab semua ini (antropogenik).

Bagi para pihak yang mengikuti perkembangan iklim global, terutama pemerintah, kondisi saat ini bukan tak terprediksi. Bahkan, sejak awal tahun 1900, dunia sudah memulai inisiatif KTT Bumi. Inisiatif itu menelurkan slogan ”Pembangunan Berkelanjutan”, yakni kebijakan pembangunan negara haruslah mempertimbangkan daya dukung lingkungan. Perkembangan selanjutnya muncul Konvensi Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) yang beranggotakan hampir seluruh negara. Para pemimpin pemerintahan/negara berkumpul berkala membahas masa kini dan masa depan iklim, termasuk kontribusi.

Apa yang terjadi, dunia seperti tak berdaya. Pembahasan perubahan iklim lebih berbau politik dan negosiasi ekonomi yang meminggirkan sisi manusia yang terimbas perubahan iklim dan pemanasan global. Petani, nelayan, pekerja lapangan, dan penghuni kawasan kutub dan pesisir dihantui gagal panen, abrasi, badai kian sering, es mencair, dan gelombang panas.

Adaptasilah yang paling masuk akal dilakukan, termasuk Indonesia, ketimbang menunggu komitmen global yang tak juga jelas. Amerika Serikat membentuk lembaga khusus untuk mengawasi pekerja bangunan dan buruh tani agar terlindung dari gelombang panas. Negara kecil di tengah samudra dikabarkan menyewa lahan di negara lain sebagai antisipasi jika suatu saat perlu mengevakuasi warganya karena abrasi.

Di Indonesia, rencana mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sudah sejak tahun 2000-an. Kini, skema bursa karbon yang sedang dibahas pun dirancang agar bermanfaat bagi masyarakat. Aksi nyata yang terpadu harus terus dilakukan agar resiko kerugian dari perubahan iklim bisa diperkecil. Jika tidak, kita akan semakin sering meiihat petani terus menjerit gagal panen, nelayan kian jauh melaut, dan bencana hidrometeorologi kian sering memakan korban.

(Diadaptasi dari Kompas)

1. Menurut teks, kondisi iklim yang terjadi pada bulan Juli 2023 adalah ….
A. musim panas tahun 2023 lebih lama dari tahun-tahun sebelumnya
B. rata-rata suhu bumi 1,5 derajat celsius lebih tinggi dari dua abad sebelumnya
C. gelombang panas melanda seluruh kawasan di dunia
D. rata-rata suhu global sudah mencapai puncaknya
E. tingginya suhu global menimbulkan korban jiwa di Kanada dan Yunani

Kunci Jawaban: B

Halaman
1234

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas