Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kunci Jawaban IPS Kelas 10 Asesmen Bab 4 Halaman 281 282 283 284 285 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi

Berikut ini kunci jawaban kelas 10 tentang Asesmen Bab 4 yang ada di halaman 281, 282, 283, 284, dan 285 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Kunci Jawaban IPS Kelas 10 Asesmen Bab 4 Halaman 281 282 283 284 285 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi
Buku IPS Kelas 10 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi
Simak kunci jawaban mata pelajaran IPS kelas 10 halaman 281, 282, 283, 284, dan 285 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi yang ada di Asesmen Bab 4. 

Bacalah artikel berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 4, 5 dan 6!

Tenun Badui, Wujud Kearifan Lokal dan Penggerak Ekonomi

Baca juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 10 Halaman 266 267 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi Aktivitas 4.17

Kerajinan tenun merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia. Seiring berjalannya waktu, perkembangan keterampilan tenun di berbagai daerah mengarah pada peningkatan mutu, keindahan tata warna, serta motif hiasan. Dahulu, motif kain tenun dikaitkan dengan aspek keagamaan dan upacara adat, seperti ritual kelahiran, perkawinan, dan kematian. Dalam perkembangannya, kain tenun tidak hanya digunakan sebagai pelengkap upacara adat, tetapi juga digunakan sebagai interior.




Demikian pula dengan tenun Badui. Kini, para perempuan masyarakat Badui luar menjadikan kegiatan menenun untuk membantu pendapatan ekonomi keluarga. Aktivitas menenun dapat disaksikan di Kampung Kadu Ketug, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Di sana, menenun tak hanya dilakukan perempuan tua. Remaja pun acap berkegiatan menenun.

Selama ini, kegiatan menenun di permukiman kampung adat itu memang menjadikan andalan ekonomi masyarakat Badui. Harga kain tenun dijual bervariasi, tergantung jenis dan motif, mulai Rp150.000 hingga Rp700.000 per lembar. Para perempuan Badui menenun untuk membantu penghasilan keluarga. Suami mereka rata-rata bekerja di sektor pertanian ladang. Tenun tersebut dijual sendiri melalui jejaring sosial di media sosial hingga lokapasar (marketplace). Para perajin juga menjual karyanya di bale-bale rumah dengan mengandalkan pembeli dari wisatawan yang berkunjung ke Badui. Masyarakat Badui dilarang memiliki rumah permanen, perabotan rumah tangga, dan kendaraan sehingga sisa pendapatan dapat diguanakan untuk membeli perhiasan.

Keunggulan kain tenun Badui adalah banyak corak warna dan motif di antaranya poleng hideung, poleng paul, mursadam, pepetikan, kacang herang, maghrib, capit hurang, susuatan, suat songket, dan semata (girid manggu, kembang gedang, kembang saka). Kain tenun Badui merupakan wujud kearifan lokal masyarakat Badui. Dengan menenun, anak perempuan di Badui berupaya melestarikan aturan adat yang mereka dapatkan secara turun-temurun sekaligus melestarikan ilosoi adat masyarakat Badui yang berpegang teguh menjaga alam di Kawasan Gunung Kendeng.

Disunting dari Hidranto, F. 2023. “Tenun Badui, Wujud Kearifan Lokal dan Penggerak Ekonomi”, indonesia.go.id

BERITA TERKAIT

Berikan tanda centang (√) pada kolom “Benar” atau “Salah” terkait pernyataan yang sesuai dengan isi artikel.

4. Karya tenun Suku Badui berhubungan dengan sistem pengetahuan dan religi mereka.

Jawaban: Benar

5. Perempuan Badui turut membantu ekonomi keluarga sehingga tenun dapat menjadi sarana bagi peran perempuan.

Jawaban: Benar

6. Karya tenun yang dihasilkan perempuan suku Badui menunjukkan adanya diferensiasi profesi dalam masyarakat Indonesia.

Jawaban: Benar

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas