Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 150 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi, Uji Kompetensi 3

Kunci jawaban IPS kelas 7 halaman 150 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi, Uji Kompetensi 3 pilihan ganda dan uraian.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
zoom-in Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 150 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi, Uji Kompetensi 3
buku.kemdikbud.go.id
Kunci jawaban IPS kelas 7 halaman 150 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi. 

Berdasarkan setiap pernyataan tersebut, aktivitas yang dilakukan dalam rangka konsumsi adalah ….

A. (1), (2), dan (5)
B. (3), (4), dan (5)
C. (2), (3), dan (4)
D. (2), (3), dan (5)

Jawaban: D




9. Ketika lapar Dimas memilih bakso, Erry memilih satai, Ismi memilih ayam goreng, sedangkan Lili memilih mi untuk memenuhi kebutuhan akan makanan. Pernyataan tersebut menunjukkan perbedaan permintaan berdasarkan ….

A. selera
B. harga
C. penghasilan
D. kualitas barang

Jawaban: A

10. Pasar merupakan tempat bertemunya pembeli dan penjual yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung untuk melaksanakan transaksi jual beli. Fungsi pasar dalam menyalurkan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen disebut ….

BERITA TERKAIT

A. pembentuk harga
B. distribusi
C. promosi
D. konsumsi

Jawaban: B

II. Jawablah soal-soal berikut secara jelas, benar, dan ringkas!

  1. Perhatikan bacaan berikut!

    Kebakaran Hutan dan Lahan di Kawasan Gunung Bromo

    Berdasarkan informasi dan laporan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru bahwa telah terjadi kebakaran lahan di Kawasan Gunung Bromo pada hari Senin, 11 September 2017 sebanyak 3 titik yakni di lereng B29, Kawasan Savana (Bukit Teletubies) dan Lereng dingklik, Pananjakan.


    “Awal mula titik api muncul sekitar pukul 10.45 WIB yang teridentiikasi berasal dari terbakarnya ilalang Savana tepat di bawah Bukit B29,” ujar salah seorang wisatawan yang sedang berkunjung. Segera melaporkan kepada petugas TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) yang saat itu tengah bertugas di Pos Cemoro Lawang.

    Setelah menerima laporan adanya kejadian kebakaran tersebut, pihak TNBTS segera menghubungi instansi terkait. Pemadaman dilaksanakan oleh beberapa personil meliputi 6 personil dari Polsek Sukapura; 6 personil dari Koramil Sukapura; 4 personil dari Sat Sabhara Polres Probolinggo; 4 personil dari BPBD Kabupaten Probolinggo; 14 personil dari TNBTS; serta 16 personil Sahabat Bromo. Pemadaman dilakukan secara tradisional dengan “menggepyok” atau memukul api dengan batang atau semak belukar.

    “Api cepat menjalar disebabkan karena kondisi arah angin yang berubah ubah dan cuaca yang panas dan kering, tindakan darurat yang dapat kami lakukan pada saat itu adalah dengan membuat sekat pembatas dengan menyiramkan pasir pada area yang belum terbakar. Kami memadamkan api secara manual dengan menyiramkan air pada titik api oleh Damkar TNBTS, dan menyiagakan personil di Pos pantau Cemoro Lawang, serta menyiagakan juga Damkar cadangan dari Balai Besar TNBTS Malang,” kata Heri Personil TRC BPBD Kabupaten Probolinggo.

    Tindakan darurat telah dilakukan, namun hambatan lain muncul saat proses pemadaman api dikarenakan lereng tebing yang terjal sehingga sulit dijangkau. Selain itu, mobil damkar mengalami kesulitan untuk menyemprotkan air pada titik api karena lokasi lereng bukit yang cukup tinggi, kondisi cuaca berangin, serta rumput ilalang yang kering membuat api dengan cepatnya menjalar.

    Berdasarkan pantauan satelit LAPAN, titik panas meluas menjadi 10 titik. Api baru dapat dipadamkan sekitar pukul 14.00 WIB pada Selasa 12 September 2017. Informasi dari taman nasional diprakirakan area terbakar seluas kurang lebih 80 ha. Tidak ada korban dalam kejadian tersebut. Penyebab kebakaran diduga akibat gesekan alang alang ditengah musim kemarau yang relatif panas dan kering serta diduga di salah satu titik sengaja di bakar oleh masyarakat yang hingga saat ini belum diketahui kepastiannya. (rp/pb)
    (Dikutip dari Pusdalops PB, BPBD Kabupaten Probolinggo dalam bpbd.probolinggokab.go.id)

    Berdasarkan bahan bacaan di atas, penyebab kebakaran di hutan dan lahan Gunung Bromo adalah musim kemarau dan kemungkinan akibat kelalaian manusia. Menurut pendapat kalian, langkah preventif apa yang dapat dilakukan agar hal tersebut tidak terulang kembali? (Tuliskan minimal tiga langkah.)

    Jawaban:

    Langkah preventif yang dapat dilakukan agar kejadian Gunung Bromo tidak terulang lagi sebagai berikut.

    • Edukasi masyarakat tentang bahaya kebakaran dan pentingnya kehati-hatian dalam membuang puntung rokok atau menggunakan api terbuka.
    • Sosialisasikan peraturan dan larangan yang berkaitan dengan penggunaan api di area berbahaya.
    • Terapkan pembatasan penggunaan api terbuka di area rawan kebakaran, terutama saat kondisi cuaca kering dan angin kencang.
    • Larang aktivitas seperti berkemah dengan api terbuka di area yang rentan terhadap kebakaran.
    • Atur sistem pengelolaan sampah yang baik dan pastikan agar area tersebut tidak dipenuhi dengan material mudah terbakar.
    • Pastikan adanya fasilitas pemadam kebakaran yang memadai di area rawan kebakaran.
    • Latih petugas dan relawan pemadam kebakaran untuk merespons kejadian kebakaran dengan cepat dan efektif.
    • Penting untuk melibatkan komunitas lokal, pihak berwenang, dan pihak terkait lainnya dalam upaya pencegahan ini.
    • Peserta didik dapat memberikan jawaban yang relevan lainnya.
  2. Perhatikan bacaan berikut!

    Di Seluma, Beruang Madu Masuk Pemukiman dan Memangsa Kambing dan Ayam

    LUBUK TERENTANG. Radar Seluma. Disway.Id, - Binatang buas jenis beruang madu yang juga merupakan satwa liar yang dilindungi negara, kembali muncul di wilayah Kabupaten Seluma. Dimana beruang madu kali ini muncul di Desa Lubuk Terentang Kecamatan Lubuk Sandi, Kabupaten Seluma.

    Hal tersebut sontak sempat membuat resah masyarakat yang berada di sekitar Desa Lubuk Terentang. Lantaran kemunculan Beruang Madu tersebut yang telah memasuki wilayah permukiman masyarakat. Pada Senin (17/7) dinihari, sekitar pukul 03.15 WIB. Menurut Ridi Asnawi (46) warga Desa Lubuk Terentang, satwa
    liar yang dilindungi tersebut telah masuk ke permukiman warga.

    Bahkan, telah memangsa satu ekor hewan ternak kambing. Bahkan, tiga ekor ayam miliknya dan merusak 10 batang pohon kelapa milik warga Desa Lubuk Terentang.

    “Kondisi saat ini kami sudah merasa resah dengan kemunculan beruang madu itu. Beruang itu kepergok dengan saya, saat beruang itu lagi merusak kandang ayam dan memakan 3 ekor ternak ayam saya. Dua hari sebelumnya juga memakan pohon kelapa milik saya dan 1 ekor kambing milik Yogi anak Nazarudin yang juga telah dimangsanya,” sampainya.

    Menurutnya, beruang madu tersebut memiliki ukuran besar, yakni berukuran sebesar anak kerbau. Kemunculan beruang madu tersebut telah membuat resah masyarakat Desa Lubuk Terentang. Lantaran
    dikhawatirkan, beruang madu tersebut akan kembali meneror permukiman penduduk dan memangsa hewan ternak warga lainnya.

    “Kalau tidak cepat diantisipasi, dikhawatirkan beruang madu itu kembali akan muncul dan memangsa hewan ternak warga lainnya. Saat ini warga sudah resah dengan adanya kemunculan beruang madu itu,” ujarnya.

    Terkait dengan adanya kemunculan beruang madu tersebut. Saat ini telah dilaporkan ke pihak Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah II Bengkulu. Bahkan, pihak BKSDA Seksi Konservasi Wilayah II Bengkulu telah turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan ke lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) kemunculan beruang madu.

    “Untuk laporan tentang adanya kemunculan beruang madu yang memangsa ternak dan tanaman warga Desa Lubuk Terentang memang ada kita terima,” kata Lina Warlina selaku Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Bengkulu.

    Dirinya juga mengatakan, dengan adanya laporan yang telah diterima. Pihaknya juga telah turun ke lokasi, untuk mengecek dan menentukan titik koordinatnya. Dari hasil pengecekan titik koordinat, kemunculan beruang madu tersebut berjarak sekitar kurang lebih 2 km dari kawasan konservasi Taman Buru Semidang Bukit Kabu. Sehingga dinilai masih wilayah jelajahnya (Home Range). Pihak BKSDA Seksi Konservasi Wilayah II saat ini telah melakukan upaya untuk dilakukan pengusiran. Agar beruang madu dapat kembali ke kawasan Taman Buru Semidang Bukit Kabu.

    “Kita sampaikan kepada masyarakat, untuk berhati-hati di dalam beraktivitas. Agar tidak mengambil tindakan sendiri terhadap satwa tersebut, karena satwa jenis beruang madu dilindungi UndangUndang,” pungkasnya.(ctr) (Dikutip dengan penyuntingan dari Tri Suparman dalam radarseluma.disway.id, 18 Juli 2023)

    Berdasarkan artikel di atas, jelaskan faktor yang menyebabkan beruang madu masuk ke permukiman penduduk! Apa saja kerugian yang ditimbulkan akibat peristiwa tersebut?

    Jawaban:

    Adanya beruang yang merupakan hewan hutan yang masuk ke permukiman penduduk dapat disebabkan oleh sejumlah faktor berikut.

    • Deforestasi dan perubahan penggunaan lahan yang dapat menyebabkan menyusutnya habitat alami hewan hutan. Hewanhewan tersebut mungkin kehilangan tempat tinggal atau sumber pangan alaminya sehingga terdorong untuk mencari makanan di daerah permukiman.
    • Kebergantungan pada sumber pangan buatan manusia. Hewan yang terbiasa mencari makanan di permukiman penduduk mungkin telah terbiasa mengandalkan sumber pangan yang disediakan oleh manusia, seperti sampah atau sisa-sisa makanan.
    • Perubahan iklim. Perubahan iklim dapat memengaruhi ketersediaan sumber daya alam dan kebiasaan makan hewan. Peningkatan suhu, kekeringan, atau perubahan pola hujan dapat mendorong hewan mencari sumber pangan alternatif di permukiman manusia.
    • Pertumbuhan penduduk. Penyusutan habitat alami hewan hutan sering kali berhubungan dengan pertumbuhan populasi manusia dan ekspansi perkotaan. Peningkatan pembangunan dan permukiman manusia dapat mendorong hewan keluar dari habitat alaminya.
  3. Kerugian yang dapat timbul dari masuknya hewan hutan atau buas ke permukiman penduduk sebagai berikut.

    • Ancaman keselamatan. Hewan buas dapat menjadi ancaman langsung bagi keselamatan penduduk, terutama jika hewan tersebut merasa terancam atau jika penduduk mencoba mengusirnya.
    • Kerusakan properti. Hewan buas yang masuk ke permukiman dapat merusak properti, seperti rumah, kebun, atau fasilitas umum lainnya.
    • Kerusakan pada tanaman. Hewan hutan yang mencari makanan di permukiman dapat merusak tanaman pertanian atau taman warga.
    • Stres dan kekhawatiran masyarakat. Masuknya hewan buas ke permukiman dapat menciptakan stres dan kekhawatiran di antara penduduk, terutama jika terjadi konlik antara manusia dan hewan tersebut.

    Pilih sebuah kota atau wilayah yang mengalami perubahan toponimi dalam sejarah. Tuliskan minimal tiga contoh toponimi di daerah tersebut dan arti toponiminya!

    Jawaban:

    Berikut ini contoh toponomi di Provinsi DKI Jakarta:

    • Monas: Singkatan dari Monumen Nasional, sebuah landmark terkenal di Jakarta. Nama ini mencerminkan perannya sebagai monumen nasional yang menjadi simbol kemerdekaan dan persatuan Indonesia.
    • Taman Menteng: Nama sebuah taman yang terletak di Jakarta Pusat. Nama ini mencerminkan pengaruh Belanda dalam tata kota Jakarta karena “Menteng” berasal dari kata Belanda yang berarti “taman”
    • Kota Tua Jakarta: Kawasan yang mempertahankan warisan sejarah kolonial Belanda. Nama ini mencerminkan identitas sejarahnya sebagai pusat administrasi kolonial yang disebut “Oud Batavia” atau “Batavia Lama”.
  4. Tujuan produksi secara umum adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ilustrasi di atas merupakan gambar proses pembuatan tempe. Berdasarkan ilustrasi tersebut, identiikasikan setiap faktor produksi yang diperlukan untuk memproduksi tempe tersebut!

    Jawaban:

    Faktor produksi yang diperlukan dalam produksi tempe, antara lain:

    • tanah (dilihat dari pabrik atau latar gambar);
    • tenaga kerja (dilihat dari orang yang sedang membuat tempe); dan
    • modal (dilihat dari peralatan yang dipakai untuk memproduksi).
  5. Status sosial seseorang dalam masyarakat dapat berubah selama hidupnya, seperti pada artikel berikut.

    B.J. Habibie adalah Presiden Indonesia yang menjabat pada tahun 1998. Perjalanan hidupnya dimulai pada 25 Juni 1936. Habibie pernah mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia Bandung (sekarang Institut Teknologi Bandung) serta di RWTH Aachen, Jerman. Ia pernah bekerja di sebuah perusahaan penerbangan
    di Jerman sebelum kembali ke Indonesia. Habibie juga pernah menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) pada tahun 1978—1998. Setelah menjabat sebagai Menristek, Habibie menjabat sebagai wakil presiden sejak 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998. Puncak kariernya dalam bidang politik ketika B.J. Habibie diangkat menjadi presiden pada tahun 1998. Suami dari Hasri Ainun Besari ini merupakan seorang ayah dari dua anak. Habibie meninggal pada 11 September 2019.

    Berdasarkan bacaan di atas, jelaskan tiga perubahan peran sosial yang dialami oleh B.J. Habibie selama hidupnya!

    Jawaban:

    Perubahan Peran B.J. Habibie sebagai berikut.

    • Mahasiswa: B.J. Habibie mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia Bandung (sekarang Institut Teknologi Bandung) dan di RWTH Aachen University, Jerman.
    • Suami: B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari.
    • Ayah: B.J. Habibie mempunyai dua orang anak.
    • Presiden: B.J. Habibie diangkat menjadi presiden pada tahun 1998.
    • Ilmuwan: B.J. Habibie bekerja di sebuah perusahaan penerbangan di Jerman sebelum kembali ke Indonesia.
    • Menteri: B.J. Habibie menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi pada tahun 1978—1998. 

*) Disclaimer: 

Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.

Sebelum melihat kunci jawaban ini, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk membandingkan hasil pekerjaan siswa.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Kunci Jawaban

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas