Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Membangun optimisme di Sekolah Tapal Batas

Bagi anak-anak TKI, karena menyandang status bukan warga Malaysia, membuat mereka tidak berhak memperoleh pendidikan di negeri jiran tersebut.

Editor: Content Writer
PT Pertamina EP Tarakan Field
Sekolah Tapal Batas di Desa Sungai Limau, perbatasan Indonesia-Malaysia.
PT Pertamina EP Tarakan Field
Sekolah Tapal Batas di Desa Sungai Limau, perbatasan Indonesia-Malaysia.
PT Pertamina EP Tarakan Field
Sekolah Tapal Batas di Desa Sungai Limau, perbatasan Indonesia-Malaysia.
PT Pertamina EP Tarakan Field
Sekolah Tapal Batas di Desa Sungai Limau, perbatasan Indonesia-Malaysia.
PT Pertamina EP Tarakan Field
Sekolah Tapal Batas di Desa Sungai Limau, perbatasan Indonesia-Malaysia.
PT Pertamina EP Tarakan Field
Sekolah Tapal Batas di Desa Sungai Limau, perbatasan Indonesia-Malaysia.
PT Pertamina EP Tarakan Field
Sekolah Tapal Batas di Desa Sungai Limau, perbatasan Indonesia-Malaysia.

Belum lagi tantangan dari petugas perbatasan. Anak-anak harus mendapatkan izin polisi Malaysia untuk melintasi perbatasan. Tanpa izin, mereka akan diburu dan ditangkap untuk dikurung selama dua hari karena telah melanggar batas negara.

Kegigihan para guru dan sukarelawan mendapat jalan keluar setelah Komando Rayon Militer (Koramil) Sebatik Tengah dan Camat Sebatik Tengah menerbitkan kartu jaminan khusus.

Dengan kartu itu para siswa dapat melintas bebas di perbatasan untuk menuntut ilmu. Para orang tua pun mulai memberikan kepercayaan.

Fasilitas Terbatas

Walau dalam kondisi keterbatasan, anak-anak tetap antusias belajar di Sekolah Tapal Batas. Menempati kolong rumah warga dengan ruang kelas hanya dua, yang dipisahkan selembar tripleks, anak-anak pun hanya duduk di lantai.

Terketuk perjuangan siswa dan guru "sekolah kolong" ini, PT Pertamina EP Tarakan Field berinisiatif memberikan bantuan pakaian seragam untuk seluruh siswa dan guru, serta dilengkapi sepatu dan tas.

Bantuan seragam sekolah merah putih dari Pertamina EP Tarakan Field itu seakan menegaskan identitas mereka sebagai pelajar Indonesia, yang tak berbeda dengan pelajar-pelajar di daerah Indonesia lainnya. Satu hal yang ternyata mampu memupuk semangat mereka dalam menuntut ilmu.

Berita Rekomendasi

Untuk meningkatkan kualitas pengajaran, Pertamina EP Tarakan Field juga membantu fasilitas dan peralatan penunjang pendidikan berupa buku bacaan, meja dan kursi, alat-alat edukasi, serta papan tulis.

Para siswa akhirnya bisa merasakan suasana belajar yang lebih nyaman dengan duduk di kursi, setelah sebelumnya selalu lesehan di lantai.

Selain itu, Pertamina EP Tarakan Field juga memberikan fasilitas sumur bor air agar pihak sekolah dapat menghemat pengeluaran per bulan sebesar Rp2 juta untuk membeli air bersih.

Setelah berjalan lima tahun, kini seratusan siswa belajar di Sekolah Tapal Batas, meliputi pendidikan anak usia dini (PAUD), madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah diniyah (MD), Pendidikan Kesetaraan Paket A, B dan C, serta Pendidikan Keaksaraan Fungsional (KF). Dengan program kesetaraan ini, pada 2016, tercatat sudah tidak ada lagi masyarakat di Kecamatan Sebatik Tengah yang buta aksara.

Dibantu kader-kader TKI yang memenuhi syarat kualifikasi pendidikan untuk menjadi tenaga pengajar, sekolah ini menggunakan kurikulum 2013 yang dikolaborasikan dengan kurikulum Kementerian Agama.

Ke depan, Suraidah berpendapat bahwa bentuk pesantren menjadi model paling tepat bagi pendidikan anak-anak TKI di perbatasan negara. Menurut dia, anak didik tidak hanya diberikan pengetahuan, tapi juga pendidikan karakter. Pesantren diyakini Suraidah sangat tepat untuk pendidikan karakter anak.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas