Sosok di Balik Desain Masjid Istiqlal,Arsiteknya Wujudkan Pesan Soekarno Tentang Kerukunan Beragama
Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno menggelar sayembara membuat desain maket Masjid Istiqlal. Digelar pada 1955 di Istana Bogor.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Anita K Wardhani
Selain Istiqlal, peninggalan Silaban hadir di sekitar 700 bangunan penjuru Tanah Air, di antaranya
Stadion Gelora Bung Karno (Jakarta/1962), Monumen Pembebasan Irian Barat (Jakarta/1963),
Monumen Nasional atau Tugu Monas (Jakarta/1960), Gerbang Taman Makam Pahlawan Kalibata
(Jakarta/1953), hingga Tugu Khatulistiwa (Pontianak/1938).
Istiqlal-Katedral Simbol Kerukunan Antar Umat Beragama
Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta merupakan 'tetangga' lebih dari 40 tahun. Dua rumah ibadah
itu dikenal sebagai simbol kerukunan antar umat beragama.
"Katedral dan Istiqlal, kenapa kekeuh Istiqlal dekat Katedral itu adalah simbol nyata toleransi antar umat
beragama yang paling nyata," ujar Didi.
Keduanya dibangun saat situasi sulit. Masjid Istiqlal dibangun jelang suhu politik dalam negeri yang kian
memanas pada tahun 1960-an dan baru rampung pada 1978. Sedangkan Gereja Katedral yang berusia
jauh lebih tua dibangun ketika pemerintah kolonial terlalu sibuk memikirkan urusan keamanan.
Hingga kini, kedua tempat ibadah itu saling berdampingan. Saling membantu saat satu di antara
keduanya tengah mengadakan perayaan.
"Waktu itu pernah Gereja Katedral mengalah waktu misanya kan idul fitri hampir sama misa ke berapa
pas hari minggu, idul fitri pagi, jadi mereka memundurkan waktunya. Jadi jam 11.00 karena dari jam
06.00 - 08.00 Salat," kata Didi.
Kedua tempat ibadah itu juga saling membantu persoalan keamanan atau misalkan membutuhkan lahan
parkir. "Itulah bahwa kerukunan antar umat beragama itu benar-benar ada," sambungnya. (tribun
network/denis)