Pemain Argentina Lebih Malas daripada Inggris
Kekalahan Inggris 1-4 atas Jerman karena pasukan Capello pemalas. Namun, kekalahan Argentina 0-4 atas Jerman karena pasukan Tango "super malas".
Editor: Juang Naibaho
Kekalahan dengan skor 0-4 di pentas Piala Dunia tentu menjadi hal yang sangat memalukan bagi tim sekelas Argentina. Namun, pembantaian itu menjadi sangat wajar bila melihat penampilan tanpa motivasi yang diperagakan Messi cs. Kurang komunikasi antarpemain, dan diperparah lemahnya lini belakang Tim Tango membuat Der Panzer tampak seperti sedang melatih 11 pesepakbola kelas teri.
Tampil "malas" dan kurang komunikasi terlihat saat Messi atau Tevez menguasai bola. Nyaris tidak ada pemain lain yang membuka ruang untuk membantu serangan atau berupaya mencari wilayah kosong untuk membantu rekannya.
Hal itu mampu dimanfaatkan pemain Jerman yang tak kenal lelah terus bekerja keras dan saling bahu-membahu melancarkan serangan. Permainan ngotot dan kerja keras seluruh pemain Jerman, baik bertahan maupun menyerang, membuat pasukan Joachim Loew selalu memenangi duel perebutan bola dan mengontrol jalannya pertandingan.
Sebaliknya, Argentina tampil bak pecundang. Messi terlihat terlalu bernafsu ingin membuktikan diri memiliki kemampuan seperti Diego Maradona pada 1986 lalu. Meski telah dikepung hingga empat pemain Jerman, Messi masih memaksakan diri menerobos benteng Jerman.
Saat kehilangan bola pun para pemain Argentina cenderung menunggu hingga ke jantung pertahanan. Sementara, pemain Jerman terlihat aktif bergerak mencari posisi kosong untuk menerobos pertahanan Argentina.
Sebenarnya Maradona memiliki kesempatan untuk belajar dari pengalaman Inggris ketika melawan Jerman. Seusai mengalahkan Inggris, gelandang Jerman Thomas Muller, secara tak langsung telah memberi sinyal peringatan kepada Argentina. Muller mengatakan, memiliki banyak pemain menonjol tidak ada artinya bila dibanding sedikit pemain yang bertipe pekerja keras. Namun, Maradona tampaknya tak menangkap sinyal tersebut.
"Sulit bagi sebuah tim yang memiliki banyak "alpha males", atau bintang-bintang menonjol, tapi tidak ada kemauan bekerja keras," ujar Muller.
"Untuk menjadi tim hebat, orang harus memiliki sekumpulan pemain yang siap bekerja keras," tegas Muller.(*)