Menurut pelatih Rob Page, hitung-hitungan rumit itu diabaikan oleh pasukannya.

Yang jelas, katanya, mereka hanya ingin memberikan pukulan pada musuh klasik, untuk mengklaim kemenangan pertama atas Inggris sejak 1984, dan menghentikan enam kekalahan beruntun.

Agar hal itu terjadi, Wales membutuhkan keajaiban dari sang ikon, Gareth Bale.

Penyerang Los Angeles FC ini mencetak penalti penyama 1-1 di laga pembuka kontra AS, tapi melempem saat kalah dari Iran.

Prospek menghadapi Inggris diharapkan bisa memicu keluarnya penampilan istimewa dari mantan penyerang Real Madrid, dan Tottenham Hotspur ini.
Terlebih, kemungkinan besar ini akan jadi Piala Dunia terakhir bagi penyerang berusia 33 tahun ini.

“Ini di luar kendali kami untuk lolos, tetapi kami ingin menyelesaikannya dengan performa bagus dan kemenangan," kata pelatih Wales, Rob Page.

“Kami dalam posisi paling rendah saat ini. Tapi kami tidak bisa duduk dan menangis karenanya. Syukurlah pertandingan sudah dekat. Kami bisa bertarung kembali, dan memberikan penampilan terbaik untuk menghibur para pendukung kami.Mereka telah menunjukkan komitmen besar untuk datang langsung ke sini," kata Page.

Di pihak lain, Inggris berada dalam posisi yang jauh lebih nyaman.

Sempat menuai banyak pujian setelah tampil atraktif saat menggulung Iran 6-2, mereka kemudian dikritik lantaran nyaris kalah lawan skuat muda AS di laga yang berakhir 0-0.

Pelatih Gareth Southgate memulai kedua laga terdahulu dengan susunan pemain awal yang identik.
Melawan Wales, ia diperkirakan akan melakukan beberapa perubahan, dengan Jack Grealish dari Manchester City sebagai starter, dan mungkin kesempatan untuk striker Callum Wilson.

Hanya kekalahan empat gol yang bisa membuat Inggris tersingkir.

Bursa taruhan memasang angka hampir mustahil 400-1.

Jadi, ada peluang bagi Southgate untuk mengutak-atik susunan pemainnya, dan bahkan mungkin menyimpan striker Harry Kane untuk bertarung di babak 16 besar nanti.

Pemenang Sepatu Emas Piala Dunia 2018 ini belum mencetak gol di turnamen tersebut.