Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Alasan 4,9% Mahasiswa Tak Peduli Pelaksanaan Pilkada: Hasilkan Pemimpin dari Keluarga Itu-itu Saja

Dosen Komunikasi Universitas Bakrie Algooth Putranto mengatakan didapati 4,9% mahasiswa tidak peduli dengan adanya pelaksanaan Pilkada Serentak 2020.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Alasan 4,9% Mahasiswa Tak Peduli Pelaksanaan Pilkada: Hasilkan Pemimpin dari Keluarga Itu-itu Saja
setkab.go.id
Pilkada Serentak 2020 - Pendaftaran petugas Pemilu seperti PPK/PPS untuk Pilkada Serentak 2020, telah dibuka. Simak syarat-syaratnya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mahasiswa Kelas Komunikasi Politik Peminatan Jurnalistik dan Media Massa Universitas Bakrie melakukan jejak pendapat sejak 29 September-9 Oktober 2020 pada 224 mahasiswa dari 54 kampus dari 22 kota yang mengadakan pilkada, mulai dari Medan hingga Manokwari. 

Dari hasil jejak pendapat itu, Dosen Komunikasi Universitas Bakrie Algooth Putranto mengatakan didapati 4,9% mahasiswa tidak peduli dengan adanya pelaksanaan Pilkada Serentak 2020. 

"4,9% tidak peduli dengan adanya pelaksanaan Pilkada 2020. Tapi generasi Z yang dituduh apolitis, dalam jajak pendapat ini justru didapati hal sebaliknya karena sebanyak 86,6% mahasiswa menjawab bahwa mereka mengetahui pelaksanaan Pilkada. Hanya 8,5% yang tidak mengetahui kalau Pilkada akan tetap dilaksanakan," ujar Algooth, dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Kamis (22/10/2020).

Algooth mengemukakan alasan-alasan dari mahasiswa yang mengaku tidak peduli dengan pelaksanaan kontestasi politik pada 9 Desember mendatang itu. 

Baca juga: Pemerintah Dorong Media Berikan Pemahaman dan Edukasi Tentang Demokrasi Pada Pilkada 2020

Alasan terbanyak menyatakan mahasiswa merasa pilkada hanya menghasilkan pemimpin yang berasal dari keluarga tertentu saja. 

"Mereka yang tidak peduli memilih alasan bahwa pilkada hanya menghasilkan pemimpin dari keluarga itu-itu saja atau sebanyak 36,4%," kata dia. 

Alasan setelahnya, kata Algooth, ternyata mahasiswa merasa malas. Sebanyak 27,3 % diketahui menjawab dengan alasan tersebut. 

BERITA REKOMENDASI

Kemudian, ada juga dua alasan lain yang dipilih oleh mahasiswa dan memperoleh persentase serupa yakni 18,2%. Alasannya adalah merasa lebih baik dirumah agar gak tertular Covid-19, serta kecewa dengan politik. 

"Kemudian disusul alasan lebih baik berada dirumah sehingga aman dari tertular Covid-19 dan alasan kecewa dengan politik. Keduanya sama-sama mencapai 18,2%," tandasnya. 

Diketahui, pengedaran kuisoner dalam jejak pendapat yang dilakukan Mahasiswa Kelas Komunikasi Politik Peminatan Jurnalistik dan Media Massa Universitas Bakrie dilakukan secara elektronik dan bergulir. 

Hal ini sekaligus untuk melihat ciri khas jejaring pergaulan generasi Z yang cenderung lebih luas dibanding generasi X dan Y berkat adanya media sosial. 

Adapun mayoritas responden berusia 19-20 tahun (51,2%) dengan rincian responden didominasi oleh perempuan sebesar 56,3% dan laki-laki sebesar 43,8%.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas