Kubu Prabowo-Sandiaga Tempatkan Ulama sebagai Pendamping Bukan Tim Pemenangan di Pilpres
Tim pemenangan pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno tersebut nantinya akan berasal dari unsur Partai politik dan relawan.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Poros oposisi yang terdiri dari 4 partai pengusung yakni Gerindra, Demokrat, PAN, dan PKS dan satu partai pendukung yakni Berkarya terus intensif menggelar pertemuan membahas tim pemenangan.
Tim pemenangan pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno tersebut nantinya akan berasal dari unsur Partai politik dan relawan.
Selain itu, kubu Kertanegara itu juga akan melibatkan ulama sebagai pendamping pasangan calon.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan tujuan melibatkan ulama sebagai pendamping agar pasangan calon selalu memaknai bahwa Pilpres bukan semata-mata pesta demokrasi melainkan ibadah.
"Agar Capres Cawapres kita benar-benar memaknai perjuangan pilpres semata-mata ibadah amal soleh dan perjuangan buat rakyat bukan pribadi," kata Mardani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/8/2018).
Baca: Bentuk Tim Pemenangan, Kubu Prabowo-Sandi Berharap PBB Bergabung
Mardani berharap para ulama dapat segera bergabung untuk mendamping Prabowo-Sandiaga.
Meskipun menurutnya para ulama kini sedang mempersiapkan forum Ijtima kedua untuk memustuskan arah dukungan pada Pilpres 2019.
Adapun Ijtima ulama pertama digelar pada 27 lalu yang menghasilkan rekomendasi opsi capres cawapres.
Hanya saja hasil Ijtima tersebut tidak diikuti oleh Gerindra bersama partai koalisinya.
"Kita tentu berharap para ulama bisa segera walaupun dari Habib Rizieq kita dapat info mereka ingin segera buat ijtima ulama. Mungkin para ulama akan tetap kita hubungi. Tapi kepastiannya setelah ijtima ulama kedua," katanya.
Adapun Ijtima kedua menurut Mardani bertujuan untuk memutuskan dukungan Pilpres 2019 setelah keputusan forum Ijtima pertama tidak diindahkan partai politik.
Apalagi kemudian Jokowi menggandeng ulama yakni Ma'ruf Amin sebagai Cawapresnya.
"Dapat infonya sekarang sudah ada 2 calon, capres dan cawapresnya. Ingin menetapkan sikapnya dukung salah satu atau netral atau apa," pungkasnya.