Kans Jokowi Gandeng Maruf Amin di Pilpres 2019
pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai sosok cawapres menjadi faktor kunci penentu kemenangan pada kontestasi pilpres 2019 nanti
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Pangi menjelaskan, pernyataan Presiden Jokowi bahwa agama dan politik harus dipisahkan, justru kini menjadi strategi jualan politik bakal calon petahana.
Ketiga, keterbatasan fisik (usia). Pangi menilai di usianya yang sudah mulai sepuh, Ma’ruf Amin tentu punya keterbatasan ruang gerak mobilisasi dan adaptasi terhadap tantangan politik.
"Jadwal kampanye yang padat dan luasnya wilayah akan dikunjungi (blusukan) menyulitkan beliau dalam melalui masa kampanye yang panjang dan melelahkan," tutur Pangi.
Di sisi lain, kata Pangi, beliau juga akan kesulitan menyesuaikan diri dengan pemilih melenial. Jokowi harus habis-habisan mengantikan posisi dan peran tersebut dalam rangka merebut dan memenangkan hati kaum melenial.
Keempat; dukungan yang tidak sepenuhnya dari NU. Pangi mengatakan sebagai ormas terbesar di Indonesia pada hakikatnya bukan lah sesuatu yang tunggal, di dalamnya terdapat banyak elemen dan kepentingan.
Di kalangan NU sendiri dikenal sebutan NU Struktural dan NU Kultural, kedua segmen ini butuh pendekatan dan sentuhan berbeda (finishing touch).
Baca: Meski Sakit Perut, Joni Mengaku Nekat Panjat Tiang Bendera Usai Dengar Suara Pria Ini Saat Tidur
Fakta politik, menurut Pangi, menunjukkan NU Kultural dan NU Struktural bukanlah entitas politik yang dengan mudah dimobilisasi untuk mendukung atau tidak terhadap kandidat tertentu.
NU, kata Pangi, juga tidak mudah dikapitalisasi rumah atau milik satu partai tertentu, namun kader NU milik dan ada di semua partai politik.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.