Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jika Hoaks Masih Marak, Pengamat Nilai Tensi akan Tetap Panas meski Jokowi-Prabowo Berangkulan

Menurut Ade, momen keakraban keduanya tidak akan berpengaruh jika pendukung masing-masing masih gandrung menyebarkan hoaks dan kebencian di medsos

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Jika Hoaks Masih Marak, Pengamat Nilai Tensi akan Tetap Panas meski Jokowi-Prabowo Berangkulan
ANTARA FOTO/Aditia Noviansyah
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Prabowo Subianto (kanan) saling berpelukan disela menyaksikan Pencak Silat Asian Games 2018 di di Padepokan Pencak Silat di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (29/8). ANTARA FOTO/Kumparan/INASGOC/Aditia Noviansyah/pras/18. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Komunikasi UI, Ade Armando memprediksi tensi persaingan antara pendukung Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto bakal kembali memanas, meski persaingan kedua pendukung sempat mereda pascamomen pelukan keduanya seusai laga cabang olahraga silat pada ajang Asian Games 2018.

Menurut Ade, momen keakraban keduanya tidak akan berpengaruh jika pendukung masing-masing masih gandrung menyebarkan hoaks dan kebencian di media sosial.

Baca: Presiden Jokowi dan Prabowo: Semuanya untuk Indonesia

"Itu bisa saja tidak berguna, pesan damai ini. Kalau tim masing-masing kembali lagi ke bisnis as usual seperti menyebarkan hoaks lagi, kebencian lagi," ujar Ade di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Kamis (30/8/2018).

"Pertemuan kemarin bisa bermanfaat menurunkan tensi jadi sekarang  tergantung pada apakah tim ini bisa bersedia sama satu bangsa jalani pertarungan dengan damai," tambah Ade.

Ade menilai, momen keakraban antara Jokowi dan Prabowo tidak hanya sekali ditampilkan ke publik. Namun hubungan kedua pendukung tetap saja memanas karena menjamurnya berita hoaks dan kebencian.

Lebih jauh, Ade mengaku pesimis kedua pendukung bakal menghentikan pertikaiannya.

Berita Rekomendasi

Pasalnya menurut Ade, kedua kubu masing-masing memiliki tim di media sosial yang dipersiapkan untuk perang opini jelang Pilpres 2019.

"Karena semua tim punya buzzer punya penulis facebook dan lain-lain. Nah orang ini diperintah untuk apa. Apakah betul bersatu, saya sih engga yakin karena ini kan pertarungan jelang 2019," tegas Ade.

Diketahui, ‎saat pertandingan final pencak silat nomor tarung kelas C 55-60 kilogram putra, pesilat Indonesia Hanifan Yudani Kusumah menang atas wakil Vietnam, Nguyen Thai Linh. 

Hanifan yang berselimutkan bendera Merah Putih menghampiri tribun VVIP, di mana Presiden Joko Widodo dan para pejabat menyaksikan pertandingan, termasuk Jusuf Kalla.

Baca: Kondisi Sungai Cisadane yang Surut, Menghitam dan Banyak Sampah

Ia kemudian memegang tangan Presiden, menyatukannya dengan tangan Prabowo, lantas memeluk keduanya. 


Momen ini pun disambut riuh tepukan penonton yang memadati venue pencak silat. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas