Aktivis 98 Nilai Gerakan #2019GantiPresiden Kemunduran Demokrasi
"Kami tak ingin ajang pesta demokrasi ini menjadi ajang caci maki antar pendukung karena justru menimbulkan konflik horizontal,"
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) Ferry Supriyadi mengajak semua pihak untuk dewasa dalam berdemokrasi tanpa ada caci maki dalam Pilpres 2019.
"Kami tak ingin ajang pesta demokrasi ini menjadi ajang caci maki antar pendukung karena justru menimbulkan konflik horizontal," ujar Ferry dalam diskusi publik bertema "Pemilu Damai Tanpa SARA, Demokrasi 2019 Tanpa Caci Maki" di UP2YU Cafe Cikini Menteng Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018).
Baca: Keterlibatan Mahasiswa Dalam Pemilu Harus Sesuai Aturan
Dalam diskusi yang diinisiasi Aliansi Aktivis Muslim Nusantara tersebut, Ferry pun meminta agar para pasangan calon, tim sukses, dan pendukung tidak menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan.
Dirinya menyoroti tentang perang tagar antar para pendukung presiden.
Baca: Politikus PAN: Penggunaan Bahasa Inggris atau Arab Saat Debat Capres Tergantung KPU
"Di era milenial ini, harusnya teknologi bisa menjadi ajang kreatifitas namun justru disalahgunakan untuk saling menghujat di sosial media, penyebaran meme tidak jelas bahkan simbol negara jadi ajang kekonyolan. Inilah kemunduran demokrasi," tegas Ferry.
"#2019GantiPresiden ini juga kemunduran demokrasi," tambah Ferry.
Dirinya meminta para aktor politik untuk tidak memainkan emosi masyarakat sehingga rakyatnya menjadi pendendam.
"Ada parpol anti Jokowi yang selama ini menebarkan kebencian, kita melihat mereka sedang melakukan pembodohan di masyarakat, statemen yang dikeluarkan dan informasi di publik kecenderungan nya agar masyarakat menjadi apatis. Itu hanya untuk memainkan emosi masyarakat untuk menjadi sebuah ajang adu kekuatan," jelas Ferry.
Baca: Setya Novanto Klaim Punya Bukti Kuat Untuk Bongkar Kasus Bank Century
Sementara itu, politikus PKS Pipin Sopian meyakini Pemilu 2019 bakal berlangsung damai apabila tidak ada provokasi maupun menebar kebencian oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Pemilu damai itu akan tercipta syaratnya kalau semua pihak menghormati pilihan, baik yg pro jokowi dan pro prabowo. Tapi kalau misalnya saling memprofokasi membangun kebencian, tidak akan terjadi pemilu damai," ujar Pipin Sopian.
Baca: Cerita Cinta Anisa Rahma di Skenario Film Kini Jadi Kenyataan, Dua Hari Lagi Nikahi Lawan Mainnya
Kendati demikian, Pipin optimis bawa Pemilu 2019 bakal berlangsung damai, aman, dan tentram.
"Tapi saya optimis bahwa pemilu 2019 insyaallah akan berjalan lancar dan berjalan damai, dan membutuhkan komitmen semua pihak," kata Pipin.