Kampanye Kehilangan Substansi, Kubu Jokowi: Pihak Prabowo Sampaikan Isu Tidak Penting
Abdul Kadir Karding pun mengaku prihatin dengan narasi-narasi negatif yang digelontorkan kubu calon presiden Prabowo Subianto
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kedua kubu di Pilpres 2019 kerap menggunakan bahasa yang tidak lazim seperti 'Tampang Boyolali', 'Politikus sontoloyo', dan seperti 'Tempe Setipis ATM'.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Mar'uf, Abdul Kadir Karding pun mengaku prihatin dengan narasi-narasi negatif yang digelontorkan kubu calon presiden Prabowo Subianto. Menurut Karding, isu yang disampaikan pihak Prabowo tidak substansial.
"Isu-isu yang selalu disampaikan pihak Pak Prabowo itu, isu-isu yang sebenarnya tidak ada urgensinya, tidak penting, tidak substansial, tidak menyentuh kepentingan rakyat," ujar Karding saat dikonfirmasi Tribunnews, Senin (12/11/2018).
Karding berujar kubu Jokowi sebagai petahana terpaksa harus melakukan klarifikasi-klarifikasi yang dituding kubu Prabowo. Sebab, untuk menghindaro agar tidak menjadi keyakinan publik sebagai suatu kebenaran.
"Oleh karena itu, kami lebih tertarik sebenarnya kalau ada dialog, debat, atau bicara soal-soal yang lebih substansial," kata Karding.
Baca: Via Vallen Ogah Klarifikasi Langsung Soal Cover Lagu SID, Jerinx: Saya Minta Maaf? Never
Karding menyontohkan, isu-isu yang substansial bisa mengenai sektor-sektor pembangunan yang akan dilakukan ke depan. Kemudian, soal penanganan beberapa persoalan-persoalan yang dianggap menjadi masalah utama strategis bangsa.
Baca: Cara Jokowi Jawab Sindiran, Nyinyiran Dan Fitnah Dengan Fokus Kerja Jauh Lebih Efektif
"Itu yang menurut saya jauh lebih penting untuk kita kedepankan, sehingga visi-misi calon atau tim ini didengar oleh masyarakat," tutur Karding.
Karding menyinggung Prabowo Subianto yang sempat mengatakan 99 persen masyarakat Indonesia hidup dengan ekonomi pas-pasan. Prabowo juga sempat mengatakan bahwa elit negara gagal mengelola negara. Hal tersebut disampaikan Prabowo Subianto saat di acara Rosi yang ditayangkan Kompas TV, Jumat (12/10/18).
"Ini adalah sesuatu yang saya kira harus kita kurangi ke depan. Lebih bagus kita bicara bagaimana menjadikan Indonesia lebih maju ke depan. Akan lebih bagus kita bicara bagaimana membangun perekonomian kita," imbuh Karding.
Baca: TERPOPULER- Sebut Maia Estianty Tolak Bangun Rumah Berdempetan di Cisarua, Ahmad Dhani: Menghina Itu
Sebelumnya Pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago menyebutkan saat ini kampanye pilpres sudah kehilangan substansinya. Alasannya, para politisi sudah lebih memilih untuk saling mengkritisi menggunakan bahasa-bahasa di luar substansi kampanye.
Sementara Pakar Media Sosial, Ismail Fahmi menjelaskan dengan kata-kata yang tidak lazim digunakan oleh politikus, justru bisa saja menjadi senjata makan tuan. Seperti halnya, "Tempe Setipis ATM", "Politisi Sontoloyo", dan "Tampang Boyolali".
Menurutnya, hal itu akan sangat tergantung dari simpatisan kedua kubu untuk membuat konteks dari perkataan tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.