Duel Maut Karena Beda Pilihan di Pilpres, Fahri Hamzah: Pelaku Harus Dihukum Berat
Wakil ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengatakan pelaku pembunuhan di Sampang, Jawa Timur yang diakibatkan beda pilihan di pilpres 2019 harus dihukum berat
Penulis: Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengatakan pelaku pembunuhan di Sampang, Jawa Timur yang diakibatkan beda pilihan di pilpres 2019 harus dihukum berat.
Mengingat tersangka memaksakan pendapatnya sendiri melalui kekerasan fisik, sehingga mengakibatkan korban jiwa.
"Menyatakan pendapat sendiri, memaksakan kehendaknya sendiri dan mamakai kekerasan itu sendiri,apalagi sampai meninggal dunia, wah itu harus dihukum berat," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (27/11/2018)
"Saya kira kalau tindakan itu jatuhnya pidana, harus ditunjukan bahkan menurut saya harus dihukum berat,karena berbeda pendapat lalu mengambil jalan fisik," imbuhnya.
Dia menjelaskan seharusnya dua orang yang bertikai tersebut melakukan penyelesaian masalah melalui dialog dan mediasi,sehingga konflik fisik karena berbeda pendapat dapat dihindari.
"Prosedurnya itu harus diselesaikan dengan kata-kata, tidak boleh memakai kekerasan cukup kata-kata untuk menyelesaikan masalah," terangnya.
Namun demikian, Fahri meminta pemerintah memberikan wadah berupa ruang diskusi publik yang bersifat edukatif, sehingga masyarakat dapat menyatakan pandangan politiknya secara sehat.
"Karena itu sebuah bangsa perlu tradisi berdialog, berfikir dan berbicara di ruang publik dan di fasilitasi untuk tempat berdialog," tegasnya.
"Kedua itu sebenarnya sejalan, karena itu kita harus punya publik edukasi untuk menyadarkan masyarakat bahwa berbeda pendapat dan pilihan itu tetap harus di dialogkan," tandasnya.
Sebelumnya, aksi debat dan saling menantang terkait pilpres di media sosial Facebook berujung duel di Kabupaten Sampang, Jawa Timur.
Subaidi, seorang tukang gigi, tewas setelah tubuhnya ditembus peluru panas dengan pistol rakitan milik Andika, pelaku.
Rabu (21/11/2018) siang, korban warga Desa Tamberu Timur, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang, batal mendatangi pasiennya di Desa Sukobanah Laok.
Di tengah jalan, dia bertemu pelaku, pria pemilik akun Facebook yang menantang guru korban lewat komentar di status Facebook.
Keduanya pun terlibat duel. Korban membawa senjata tajam dan pelaku membawa pistol rakitan. Akhir cerita, pelaku menembak dada korban hingga tembus ke punggung. Korban pun tewas.
"Dalam hitungan jam, Polres Sampang berhasil membekuk pelaku," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera, Sabtu (24/11/2018).(*)
Baca: Fahri Hamzah Menilai Adalah Wajar Jika Ahok Gabung dengan PDIP Usai Bebas
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.