Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Sikap Kedua Kubu Kandidat Capres Bisa Turunkan Partisipasi Publik

Saat ini publik hanya membutuhkan calon pemimpin yang bisa memunculkan ide dan gagasan baru untuk Indonesia.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Pengamat: Sikap Kedua Kubu Kandidat Capres Bisa Turunkan Partisipasi Publik
Tribunstyle.com/ Source: Facebook Capres Cawapres 2019
Calon Presiden 2019 Joko Widodo Vs Calon Presiden 2019 Prabowo Subianto 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis politik dari Exposit Strategic, Arif Susanto mengaku khawatir dengan sikap kubu Prabowo-Sandi yang kerap menyerang dan diduga menggunakan hoaks untuk menyerang lawan politik.

Sikap kubu Prabowo, kata Arif, bisa membuat publik menjadi skeptis dan cenderung tidak mau terlibat dalam proses politik yakni menurunnya partisipasi politik berupa pemilu.

Selain itu, kubu Jokowi juga kerap melakukan hal yang sama dengan melontarkan peryataan yang tidak sesuai dengan esensi kampanye.

"Perilaku yang ditunjukan oleh dua pasang kandidat terutana nomor 02, saya khawatir publik akan pesimis terhadap pemilu kali ini tapi juga harus punya catatan penting degradasi demokrasi Indonesia," kata Arif Susanto saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk 'Sebar Hoaks Jelang Debat: Siapa Untung, Siapa Buntung?' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/1/2019).

Arif menyebut, saat ini publik hanya membutuhkan calon pemimpin yang bisa memunculkan ide dan gagasan baru untuk Indonesia.

Ia mengatakan, debat perdana capres pada 17 Januari 2019, menjadi momentum kedua kandidat untuk menjawab kebutuhan publik.

Berita Rekomendasi

"Dibandingan konseptual, publik lebih menunggu kontestasi argumen, kontestasi gagasan dari dua calon kandidat ini dan momentumnya ada," ungkapnya.

Baca: Pengamat: Debat Capres Harus Jadi Momentum Kembalinya Esensi Kampanye

Arif juga akan merespon baik, jika Komisi Pemilihan Umum (KPU) turut mengakomodir kedua kandidat untuk memunculkan ide dan gagasan saat debat.

Pasalnya, apabila kedua kandidat terjebak dalam perdebatan yang tidak subtansial, akan menghilangkan kepercayaan publik.

"kita sedih kalau teryata upaya itu bukan hanya menurunkan kualitas perdebatan tapi juga menurunnya tingkat politik orang hadir di TPS, 17 April nanti," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas